UKM Pangan Award 2017 : Jangan Jual Komoditi, Juallah Kreasi !

Produk pangan peserta dari Kota Semarang










Kabupaten Grobogan dan Kota Semarang menjadi target kunjungan Team UKM Pangan Award dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Propinsi Jawa Tengah. Perjalanan sempat diwarnai kemacetan karena adanya betonisasi di daerah Mranggen - Gubug, Purwodadi tetapi kami masih bisa mencapai kota Purwodadi tepat waktu.

Sebelum melakukan penilaian dan pembinaan kepada UMKM yang diusulkan oleh Kabupaten Grobogan kami menggali informasi mengenai potensi Kabupaten Grobogan kepada dinas terkait. Dan informasi yang kami dapatkan adalah Kabupaten Grobogan adalah penghasil jagung, sehingga ada beberapa perusahaan pakan ternak besar yang membuka pabrik di Kabupaten Grobogan. 

Selain itu banyak UMKM di Kabupaten ini yang mencoba membuat olahan-olahan pangan dari bahan baku jagung dengan kombinasi tepung mocaf sebagaimana yang diajukan untuk peserta UKM Pangan Award 2017 ini. Produk yang diajukan adalah mie jagung dan browniew tempe.

Usulan peserta UKM Pangan Award Kab Grobogan
Brownies Tempe, yang masih dalam masa pengembangan.
Mie Jagung
 Untuk mie jagung kami masih melihat bahwa pelaku UMKM masih harus meningkatkan kualitas dan desain kemasarannya. Kami pun menyarankan untuk lebih kreatif dengan membuat produk mei ongklok lengkap dengan bumbunya, atau mie lain tetapi tetap harus lengkap dengan bumbunya. Konsep sehat yang diusung juga harus konsisten dengan bumbu yang dipaketkan dengan mie ini.

Untuk produk brownies tempe kami belum melihat sebuah keunikan, karena "rasa tempe"-nya tidak muncul dalam brownies tersebut. Kami sarankan untuk membuat konsep roti tempe agar nilai dari tempe-nya masih muncul dan tentunya akan menjadi lebih unik, apalagi ketika harus "dipaksakan" mendompleng pada brand "brownies" maka brand dari tempenya akan kabur.

Produk peserta UKM Pangan Award 2017 dari Kota Semarang

Sempat merasa agak "terbebani" dengan produk-produk yang diajukan oleh kota dan kabupaten yang masih perlu banyak langkah untuk memperbaiki produk dan kemasannya, kami menjadi "bersemangat" lagi ketika team Pangan Award 2017 dari Disperindag Jateng menyodorkan beberapa produk UMKM yang telah mengirimkan sample ke kantor Disperindag Jateng, mereka adalah UMKM yang tidak diajukan oleh kota dan kabupaten. 

Kami melihat banyak produk-produk unik, lokal dan sudah terkemas dengan baik dari sample-sample tersebut. Dan kami meminta team untuk segera melengkapinya dengan company profile yang menarik dan eksklusif agar para juri UKM Pangan Award 2017 dari Kementrian Perdagangan terkesan dengan sajian profil perusahaan yang baik.

Tetapi untuk kali ini kami belum buka produk-produk apa di atas, kami hanya akan buka produk UMKM dari Kota Semarang yang kami kumpulkan di ruang meeting Disperindag Jateng bidang Industri Agro di lantai 3. Dan produk-produk mereka ternyata cukup menarik dan sudah terkemas dengan baik. Hanya saja untuk produk makanan masih perlu pembenahan dari desain dan bentuk kemasannya.

Dalam pertemuan ini kami mereview dan memberikan arahan kepada para UMKM Kota Semarang untuk kegiatan UKM Pangan Award 2017 ini, dan kami sangat berharap bahwa mereka siap menjadi peserta event ini. Soal menang, biarlah juri dari Kementrian Perdagangan yang menilai, tetapi hadirnya produk-produk lokal yang unik dari kota Semarang akan memberikan pertimbangan dan peniliaian atas kinerja pembinaan UMKM di Jawa Tengah.

Produk pangan peserta dari Kota Semarang
Peserta UKM Pangan Award 2017 dari Kota Semarang, skala mikro dan kecil

UMKM produsen Wingko WIjen

UMKM produsen Roti Bekatul

UMKM produsen Minuman Teh Kulit Manggis

UMKM produsen Bandeng Presto

UMKM produsen biskuit mocaf
Kami bangga mereka sangat antusias dan bersemangat mengikuti gelaran UKM Pangan 2017 ini, sebagai upaya promosi produk mereka agar dikenal masyarakat yang lebih luas. Jika secara admistratif sertifikat PIRT dan Halal merupakan hal  yang dipersyaratkan, maka memiliki sertifikat HACCP merupakan nilai lebih dalam penilaian nanti.

Roti Bekatul yang masih tergolong UMKM skala kecil dalam waktu dekat akan mendapatkan sertifikat HACCP sehingga akan semakin membuka peluangnya untuk pasar ekspor. Semoga hal ini juga akan diikuti oleh UMKM lain yang sudah berorientasi ekspor.

Bu Ismi dan Roti Bekatul

Selesai kegiatan penjelasan dan pengarahan kami melanjutkan jadwal kunjungan ke salah satu binaan kami yang memproduksi sosis di Banyumanik, yaitu Nandi Sari. Salah satu UMKM yang memang sangat teguh dalam menjaga konsep "produk sehat" dengan inovasi produk yang pesat. 

Produk sosis ini akan menjadi yang pertama kita ajukan, karena memang jarang sekali produk semacam ini dari UMKM, apalagi yang sudah mengantongi sertifikat BPOM. Melihat peluang bahwa tidak banyak pesaing yang akan muncul dengan produk serupa, kami yakin bahwa produk dari Nandi Sari ini akan memiliki peluang yang sangat besar.

Pak Widyawan dengan produk sosis NANDI SARI

Melihat varian-varian produk di outlet NANDI SARI

Salah satu andalan NANDI SARI dari puluhan varian yang ada.
Produk NANDI SARI ini selama ini dipasarkan di outlet sendiri untuk konsumsi masyarakat umum, dan dipasarkan ke HOREKA (Hotel, Resto dan Kafe) baik di Semarang, Yogya maupun kota-kota besar di pulau Jawa. 

Uniknya produk NANDI SARI ini bisa dipesan cita rasanya oleh pihak HOREKA, sehingga menjadi nilai tersendiri dalam pemasarannya. 

Outlet NANDI SARI juga membantu pemasaran produk-produk UMKM lain, sebagaimana kami juga menemukan produk beras MLATIHARJO yang memiliki kemasan unik seperti di bawah ini:
 

Produk beras MLATIHARJO dijual di NANDI SARI
Kepedulian kepada sesama UMKM inilah yang perlu ditanamkan kepada pengusaha-pengusaha UMKM agar terjalin jejaring produk UMKM yang semakin kuat. Pemilihan produk yang selektif perlu dilakukan untuk menjaga citra produk yang dijual.
 
Baca juga:
 
 

Komentar