Koesnan Hoesie dan Seni Karikatur Semarang

Koesnan Hoesie, Suara Merdeka Talent Show 2011 di Mall Paragon Semarang
Saya mengenal seniman karikatur ini ketika menggelar Suara Merdeka Talent Show 2011 lalu, tetapi kami serasa sudah kenal lama karena banyak hal yang bisa kami obrolkan bersama. Inilah Mas Koesnan Hoesie, salah satu kartunies senior dari Semarang, yang merupakan kota yang banyak melahirkan kartunis-kartunis di Indonesia.

-----------
KOESNAN HOESIE. Lahir tanggal 25 Desember 1962. Pemegang Rekor Perorangan Kartun Terpanjang di Dunia. Pensiun dari Harian Wawasan tidak membuat Hoesie berhenti menggambar kartun. Kolektor barang antik ini punya base camp di Jl. Wonodri Kopen RT 05 RW XI Semarang. (SW)
 
Bagi saya seni karikatur adalah seni yang unik, humor, nakal dan menghibur, hal inilah yang memberikan pertimbangan saya waktu itu untuk menggelar kartun sebagai sebuah konten dalam event interaksi dengan audiens. Dan ternyata ajakan "ngamen" ini disambut baik oleh teman-teman kartunis, yang salah satunya adalah Mas Koesnan Hoesie. Tapi itu di tahun 2011, dan saya merindukan hal ini digelar lagi sebagai penghargaan atas kiprah kartunis di Semarang dalam mengangkat seni kartun sebagai kekayaan seni kota Semarang.

Sebelum mengenal Mas Koenan Hoesie lebih dekat, ada baiknya bagi teman-teman yang belum akrab dengan seni karikatur membaca sekilas penjelasan di bawah ini:
 
Karikatur adalah gambar atau penggambaran suatu objek konkret dengan cara melebih-lebihkan ciri khas objek tersebut. Kata karikatur berasal dari kata Italia caricare yang berarti memberi muatan atau melebih-lebihkan. Karikatur menggambarkan subjek yang dikenal dan umumnya dimaksudkan untuk menimbulkan kelucuan bagi pihak yang mengenal subjek tersebut. Karikatur dibedakan dari kartun karena karikatur tidak membentuk cerita sebagaimana kartun, namun karikatur dapat menjadi unsur dalam kartun, misalnya dalam kartun editorial. Orang yang membuat karikatur disebut sebagai karikaturis.

Karikatur sebagaimana yang dikenal sekarang berasal dari Italia abad ke-16. Pada abad ke-18, karikatur telah menjangkau masyarakat luas melalui media cetak dan, terutama di Inggris, telah menjadi sarana kritik sosial dan politis. Pada abad berikutnya, berbagai majalah satire menjadi media utama karikatur; peran yang kemudian dilanjutkan oleh surat kabar harian pada abad ke-20.  Selain sebagai bentuk seni dan hiburan, karikatur juga telah digunakan dalam bidang psikologi untuk meneliti bagaimana manusia mengenali wajah.

Mengenal Mas Koenan Hoesie seolah membukakan nuansa atau bahkan dunia baru bagi saya, sebuah kreativitas. Melihat poin-poin penting yang akan ditonjolkan dalam obyek seni mengajarkan saya untuk belajar detail atas suatu obyek. Tetapi yang paling penting buat saya adalah humor, dimana dunia ini membuat saya merasa terhibur dan termotivasi setiap saat. Bahkan selalu termotivasi untuk selalu berkomunikasi dengan seniman yang satu ini, apalagi kesukaannya terhadap barang antik yang juga merupakan sebuah warna yang sempat menghiasi latar belakan karir saya.

Jika pada tulisan lalu saya menulis mengenai Master Solcihin yang merupakan seniman lukis kebanggaan kota Semarang, maka dengan mengenal Mas Koesnan Hoesie ini, saya akan mengajak teman-teman untuk "melihat dunia dari sisi yang lain" yaitu dari sisi humor, tentunya belajar menelaah sindiran-sindiran yang ada. Memang beda, tapi itulah warna yang akan menghiasi dunia anda agar lebih kaya.   

Sudah banyak tokoh penguasa, pengusaha, pejabat dan para sahabat yang sudah digambar karikaturnya oleh Mas Hoesie, dan hebatnya ... mereka malah bangga dengan wajah karikaturnya. Kalo dalam sulap, para penontong ditipu malah senang maka di dalam dunia karikatur, para obyek disindir malah bangga. He-He-He.

Saya tidak mau banyak cerita mengenai seniman mbeling ini, akan lebih jelas ketika teman-teman melihat karya-karyanya berikut:



































Sengaja tidak saya tuliskan siapa nama obyek yang digambar oleh Mas Koesnan Hoesie, agar teman-teman mulai menebak-nebak siapakan gerangan mereka.

Jika melihat humor dan sindiran dari Mas Koesnan Hoesie, maka itulah ciri khasnya. Banyak sekali kartunis (tepatnya, karikaturis) di Semarang dan mereka memiliki ciri khasnya masing-masing, dan tentunya mereka dapat job dari ciri khasnya ini. Dan media yang sering menggunakan jasa mereka adalah surat kabar. Surat kabar Suara Merdeka dan Wawasan banyak melahirkan kartunis-kartunis terkenal di kota Semarang. Bukan melahirkan sebenarnya, tetapi menampung aspirasi dan bakat mereka.

Koesnan Hoesie
Saat ini dalam masa pensiunnya dari harian wawasan, Mas Koesnan Hoesie terlihat semakin aktif dengan karya-karyanya. Masih tetap sama karya lucu dan sarat dengan pesan kritik sosial. Tetap semangat Mas, lanjutkan ! ... (Red - Ngrokoknya maksudku)

Baca juga:
 

Komentar