Di Bandung Kami Liburan Sambil Belajar

Jl Braga (Bandung) di waktu mendung senja
Bandung dikenal sebagai Paris va Java, sehingga kalo belum punya duit untuk ke Paris di Perancis sana, maka ada baiknya coba liburan ke Bandung. Berbekal semangat untuk liburan dan sekaligus belajar bagaimana Bandung bisa menjadi pasar yang luar biasa untuk produk andalan mereka, yaitu fashion, maka kami menjadikan Bandung target liburan kami.

Di samping fashion, sudah pasti Bandung dikenal dengan berbagai produk kuliner yang sering menghebohkan dunia maya, dan kami ingin membuktikannya. Semua bukti ini akan kami coba share kepada teman-teman UMKM di Jawa Tengah.

Daya tarik kota Bandung terletak di Jl Braga yang legendaris, oleh sebab itu Hotel Ibis Style Braga menjadi target kami untuk menginap agar kami bisa jalan kaki ke beberapa gedung bersejarah di sekitarnya sekaligus melihat bagaimana pemerintah kota Bandung begitu memahami bahwa membangun magnet (daya tarik) kota Bandung yang utama adalah daya tarik historis dan pariwisata.

Gedung-gedung tua di kawasan ini telah dilindungi dengan peraturan daerah yang secara ketat melindungi wujud arsitektur lama dari gerusan arsitek modern. Tampak sekali mutiara yang terpendam memancarkan sinarnya kembali. Hal yang saat ini juga sedang dicoba oleh Pemerintah Kota Semarang, sayangnya belum ada investor hotel yang mau menggarap salah satu gedung tua di kota lama untuk menjadi hotel yang representatif, sebagaimana Hotel Ibis Style Braga ini. Sudah waktunya Semarang memikirkan keberadaan hotel-hotel berjaringan internasional di kota lamanya.
Image result for ibis style braga bandung at night
Hotel Ibis Braga di Jl Braga Bandung.
Jl Braga yang terbuat dari batu alam memberikan kesan "teduh" dan "long lasting" sangat berbeda jika jalan ini beraspal atau paving block. Seolah desain ini mengundang para pelancong untuk bisa menikmati "mewahnya" jalan kaki di sepanjang Jl Braga yang menawarkan coffe shop, cafe dan Braga City Walk untuk bersantai dan menikmati malam.

Di Braga City Walk ini kami melihat produk andalan UMKM yang berupa konveksi kaos dan berbagai produk kerajinan dan assessories fashion, yang merupakan andalan kota Bandung, digelar berdampingan dengan pertunjunkan seni angklung modern dari komunitas angklung terkemuka di Bandung.

Semua kembali kepada konsep awal, bukan pengembangan konsep baru yang seringkali tidak melihat latar belakang budaya suatu daerah.



Berjalan kaki pada sore hari di seputaran Jl Asia Afrika dan Cikapundung kami melihat ada ruang publik yang menyediakan ruang untuk masyarakat bisa mengekspresikan seni dan budaya. Pada kesempatan ini kami berbarengan dengan ekspresi "dunia lain" yang ditampilkan para muda-mudi Bandung dengank kostum "hantu" dan "super hero". Mereka berekspresi menampilkan daya tarik "selfie" dengan para pengunjung. Tidak ada tarif, semua serba sukarela.


Tanpa sengaja saya kami bertemu dengan seorang budayawan Bandung, Kang Maman, yang sedang berburu buku-buku lama sebagai koleksinya. Kami menyempatkan diri berfoto bersama sebagai kenang-kenangan saya menyusuri Jl Cikapundung ini, sebelum akhirnya kami bersama lagi untuk makan di warung C' Mar yang cukup dikenal oleh masyarakat Bandung.

Di sini kami belajar bagaimana ruang publik bisa memberikan daya tarik sendiri baik bagi masyarakart yang ingin mengekspresikan aspirasi, bakat maupun networking. Wisata seperti ini yang di Semarang mungkin sedang berkembang di Taman Srigunting, Kota Lama. Mungkin bagi kami, kearifan lokal adalah jenis obyek wisata yang seperti ini, sebuah ruang yang diberikan oleh pemerintah kota kepada warganya untuk membangun komunitas dan hobby.

Untuk belajar dan berinteraksi dengan para pelaku UMKM secara langsung, kami melihat event Car Free Day di Jl Dago merupakan sebuah peluang yang sangat besar dan perlu kami jadwalkan sebelum kami menengok Pasar Simpang di sebelahnya. Di acara Car Free Day ini kami melihat antusiasme dari masyarakat untuk menggelar event di beberapa titik sehingga kegiatan Car Free Day akan selalu meriah dengan kegiatan massal, di samping juga memberikan daya tarik bagi UMKM yang menggelar produk dagangannya di acara tersebut. Tidak hanya dari pedagang dan pelaku UMKM dari Bandung, melainkan juga dari Sumedang dan daerah di sekitarnya.

Di sinilah kami berdialog dan banyak menyerap informasi mengenai kondisi pasar produk UMKM dengan para pelaku UMKM setempat. Pasar Car Free Day ini jadi menarik bagi mereka karena banyak pelancong yang berkunjung di Bandung tidak melewatkan event mingguan ini.
 
Suasana Car Free Day di Jl Dago, Bandung
Kami pun tidak melewatkan sore di Jl Dago yang dikenal sebagai jalur fashion di Bandung untuk melihat perkembangan mode fashion di Bandung saat ini, yang secara tidak langsung sering memberikan pengaruh yang besar kepada produk-produk fashion di daerah lain. Memang luar biasa, jelas sekali perbedaannya dengan kota-kota lain di Indonesia sehingga tidak salah jika Bandung dikenal sebagai Paris van Java. 

Sementara masih di Bandung, kami pun tidak melewatkan untuk melihat salah satu icon wisata modern yang cukup menjadi daya tarik wisatawan dari luar kota, yaitu Trans Studio Bandung, sebuah obyek wisata yang memilki kemampuan untuk "membujuk" pengunjung selalu merogoh koceknya lebih dalam. Sebuah icon wisata yang berkekuatan seperti ini memang perlu ada di Jawa Tengah agar peluang orang datang ke Jawa Tengah menjadi lebih besar sehingga peluang pemasaran produk lokal Jawa Tengah semakin terbuka.
 




Seharusnya kami masih ada satu tujuan lagi yaitu Saung Angklung Mang Udjo, sebuah wisata edukasi yang perlu mendapatkan appresiasi karena mampu mengangkat sebuah kearifan lokal yang diadaptasikan menjadi edukasi yang dibutuhkan oleh pengunjung. Banyak yang seperti ini konsepnya, tetapi tidak banyak yang mampu menyediakan alur pembelajaran yang lengkap dan interaktif.

Semua apa yang kami dapatkan di Bandung ini akan kami telaah lagi untuk selanjutnya kami olah menjadi sebuah informasi yang bermanfaat bagi para pelaku UMKM, pemerintah dan lembaga-lembaga terkait.

Baca juga:
 
1. Gali Terus Pontensi Pemasaran Produk UMKM di Hotel dan Resort.
2. Temanggung Asyik Pak !
3. Jepara dan Potensinya Sebagai Pariwisata.
4. Rembang, Ada Apa ? Siapa Yang Mau Cerita ?
5. Pasar Tukangan Magelang, Seharusnya Mempertahankan Jajanan Tradisionalnya.
6. Pasar Entho Parakan, Menyulut Penasaran.

Komentar