Kapan dan Bagaimana Melakukan Pivot Business Model? |
Jika Anda merasa bisnis yang Anda jalani terasa kurang maksimal dalam hal menghasilkan keuntungan padahal sudah mencoba banyak cara, mungkin pivot adalah strategi yang bisa Anda gunakan untuk bisa membangkitkan usaha Anda kembali.
Beberapa bisnis besar di seluruh dunia juga sudah ada yang
pernah melakukan strategi ini. Bahkan, perusahaan besar sekelas starbucks
pun pernah mencoba strategi ini dan berhasil. Lantas bagaimana cara melakukannya?
Baca terus artikel tentang pivot bisnis ini hingga selesai.
Pengertian Pivot
Dilansir dari laman forbes pivot adalah perubahan
arah bisnis. Umumnya, strategi ini dilakukan ketika bisnis dirasa kurang
berkembang dengan baik karena produknya tidak mampu memenuhi kebutuhan yang ada
di pasar. Kondisi bisnis yang seperti ini tentunya tidak bisa berjalan untuk
jangka waktu yang lama.
Untuk itu, pivot adalah strategi yang bisa dilakukan untuk bisa
menyelamatkan perusahaan Anda. Saat melakukan strategi ini, pada dasarnya Anda
harus memulai bisnis Anda dari awal lagi. Namun, banyak bisnis besar yang
berhasil melakukan hal ini. Untuk itu, jangan takut untuk melakukannya bila
Anda rasa memang perlu.
Contoh perusahaan lain yang berhasil melakukan strategi pivot
adalah Slack. Saat ini, Slack adalah alat produktivitas yang sangat terkenal.
Padahal, mulanya Slack adalah perusahaan gaming yang memiliki nama Tiny Spec.
Perusahaan Tiny Spec ini mempunyai aplikasi komunikasi internal
yang dirasa bisa sangat bermanfaat untuk banyak orang, sehingga bisnisnya
memulai arah yang baru sampai mampu mencapai titik saat ini.
Jenis Strategi Pivot
Dilansir dari laman cleverism, pivot adalah strategi
bisnis yang harus dilakukan dengan hati-hati. Walaupun pivot memang bisa
menyelamatkan bisnis dari kerugian yang besar, namun tetap harus direncanakan
secara baik
agar bisa menerapkan bisnis ini, maka Anda harus mengetahui
jenis pivot yang selama ini ada, sehingga Anda bisa memilih jenis pivot mana
yang sesuai untuk Anda jalankan.
1. Customer Problem Pivot
Customer problem pivot adalah suatu strategi
yang dilakukan untuk merubah fungsi dari produk yang Anda hasilkan. Jadi,
produk yang Anda pasarkan tersebut tetap sama, namun ditujukan untuk
menyelesaikan permasalahan yang berbeda.
2. Market Segment Pivot
jika sebelumnya customer problem pivot adalah
strategi yang dilakukan dengan merubah fungsi produk namun tetap dijual pada
segmen pasar yang sama, maka market segment pivot adalah
strategi memasarkan produk yang sama namun pada segmen pasar yang berbeda.
Kenapa? Karena bisa jadi selama ini Anda membidik kelompok yang salah.
3. Technology Pivot
Technology pivot adalah perubahan tujuan dalam suatu
platform teknologi. Teknologi yang sebelumnya sudah dibuat lantas dirancang
lagi agar bisa dipasarkan dan mampu menyelesaikan masalah yang umumnya terjadi
di pasar. Contoh perusahaan yang menerapkan jenis pivot ini adalah Slack,
seperti yang sebelumnya sudah kami jelaskan.
4. Product Feature Pivot
Jenis pivot ini dilakukan dengan cara mengurangi ataupun
menambahkan fitur produk yang sesuai dengan kebutuhan konsumen. Daripada
memaksakan mereka untuk menggunakan produk tanpa adanya kebutuhan, maka akan
lebih baik untuk menyesuaikan produknya dengan apa yang sebenarnya diinginkan
oleh konsumen Anda.
5. Revenue Model Pivot
Revenue model pivot dilakukan dalam pengaturan harga produk
yang Anda hasilkan. Jenis pivot ini umumnya dilakukan oleh perusahaan yang
memperoleh keuntungan dari dari subscription ataupun license dari
produknya.
6. Sales Channel Pivot
Salah satu alasan kenapa saat ini bisnis Anda kurang maksimal
mungkin karena salah memilih sales channel. Agar bisa
memperbaikinya, maka Anda bisa melakukan strategi sales channel
pivot. Caranya adalah dengan melakukan distribusi secara tepat,
menggunakan e-commerce, dan mencari strategic partner yang
cocok untuk bisnis Anda.
7. Product Vs. Services Pivot
Produk yang Anda jual kemungkinan berbeda ataupun kompleks untuk
dijual pada konsumen. Nah, jenis pivot yang bisa Anda lakukan adalah dengan
menambahkan support service, dengan demikian produk Anda bisa
bermanfaat dan memang dibutuhkan oleh konsumen.
Kapan Suatu Bisnis Harus
Melakukan Pivot?
1. Ketika Pertumbuhan Stagnan
Sebagai pebinis, Anda bisa menerapkan
strategi pivot saat terjebak dalam suatu kondisi yang mana sudah tidak ada lagi
ruang yang tersisa untuk berkembang.
2. Core Value Perusahaan Tidak Sejalan dengan
Pengguna
Pivot pun seringkali digunakan saat pendiri perusahaan menyadari
bahwa fokus pelanggan mereka tidak lagi sejalan dengan nilai yang mereka
miliki.
3. Butuh Beradaptasi dengan Pasar
Sebagai pebisnis, Anda harus lebih gesit dalam melakukan
pendekatan ke pasar. Untuk itu, Anda dituntut untuk lebih jeli dalam
beradaptasi dengan perubahan, khususnya yang berkaitan dengan pelanggan. Agar
bisa mencapai hal tersebut, maka tidak jarang pivot pun dijadikan sebagai salah
satu solusinya.
4. Isu Internal Dalam Tim
Dalam perjalanan di suatu perusahaan, ada kalanya masalah dan
argumen dalam satu tim terjadi. Tapi, saat anggota tim mulai kehilangan
semangat dengan apa yang sedang mereka bangun, maka ini bisa menjadi tanda lain
perusahaan harus melakukan pivot.
Karena, sebaik apapun performa mereka, tapi jika tidak
diimbangi dengan semangat untuk membangunnya, maka perkembangan perusahaan pun
akan berdampak serius.
5. Selalu Dikalahkan Oleh Kompetitor
Seperti yang kita ketahui bahwa persaingan bisnis itu sangatlah
ketat. Itu artinya ada kemungkinan bisnis Anda dikalahkan oleh perusahaan lain
yang berhasil mendominasi. Dalam hal ini, kerap kali perusahaan harus melakukan
strategi pivot untuk mengubah produk, layanan ataupun mengubah strategi
penjualan agar bisa mengalahkan pesaing.
6. Lakukan Pivot di Market yang Sudah Ada
Saat Anda sudah berhasil melakukan pivot dalam target pasar yang
lama, ada kemungkinan strategi tersebut tidak berhasil karena Anda hanya
bergerak dalam ruang lingkup yang sama tanpa disertai dengan adanya pembaruan
informasi ataupun memperluas segmen pasar.
Dalam kondisi ini, maka Anda harus melakukan pivot kembali agar
bisa menerapkan pivot lagi agar bisa menemukan segmen pasar yang baru untuk
digarap dan juga dikembangkan.
7. Reposition Product
Terkadang, ada salah satu elemen yang terdapat di dalam produk
yang mempunyai potensi untuk memperoleh target pasar yang lebih besar. Saat
menghadapi kondisi ini, ada dua pendekatan yang bisa dilakukan untuk menentukan
strategi bisnis yang baru.
Pertama adalah dengan meluncurkan produk ataupun layanan baru
dengan tetap mempertahankan bisnis yang lama. Kedua, memulai dan memperkenalkan
bisnis yang benar-benar baru, lalu menutup bisnis yang lama secara resmi.
Kedua pilihan ini bisa dilakukan dengan menyesuaikan kondisi kas
bisnis Anda. Bila bisnis yang lama masih dirasa menguntungkan dan jumlah
pelanggan terus berkembang secara konsisten, maka Anda bisa menjaganya untuk
tetap beroperasi.
Tips Melakukan Strategi
Bisnis Pivot
1. Cari Jalan Keluar dari Masalah yang Sedang Dihadapi
Sebelum benar-benar melakukan pivot, tentunya Anda harus bisa mengetahui
masalah besar apa yang sedang Anda hadapi. Anda harus mengetahui bahwa tidak
semua pelanggan memiliki kebutuhan yang sama. Jadi, Anda perlu melakukan riset
secara berkala agar bisa memahami apa yang sedang mereka inginkan.
Saat Anda bisa memahami produk apa yang mereka butuhkan, maka
proses pivoting pun bisa berhasil Anda lakukan dan membawa keuntungan yang
maksimal.
2. Pilih Segmentasi Pasar yang Tepat
Hal selanjutnya yang harus Anda lakukan agar bisa berhasil
menerapkan pivot adalah dengan memilih segmentasi pasar yang tepat. Terdapat
beberapa alasan kenapa produk Anda busa kurang laku. Selain memang karena tidak
sesuai dengan keinginan pelanggan, bisa saja produk yang Anda jual ke pasar
ternyata salah.
Menurut laman business, bila terjadi
kesalahan dalam memilih segmentasi pasar, maka Anda tidak harus mengubah
produk. Tapi, Anda tinggal mencari tahu segmen pelanggan yang tepat agar bisa
menjual produk tersebut.
3. Ciptakan Produk yang Lebih Baik dari Kompetitor
Membuat produk yang lebih unggul dari kompetitor memang bukanlah
hal yang mudah. Tapi percayalah bahwa produk yang terbaik dalam industrinya
akan lebih menjual. Sebaik apapun tingkat pelayanan untuk pelanggan yang
dimiliki oleh suatu perusahaan, namun jika produk tersebut kurang baik, pasti
akan tetap membuat mereka merasa kecewa.
Itulah kenapa dalam proses pivoting ini dibutuhkan tingkat
pemahaman yang mendalam pada produk yang dimilikinya. Bila produk yang Anda
buat mempunyai kualitas yang kurang baik, maka proses pivoting pun tidak bisa
berjalan sesuai dengan keinginan.
Kesimpulan
Demikianlah penjelasan dari kami tentang pivoting strategi bisnis. Jadi, bisa kita tarik kesimpulan bahwa pivot adalah perubahan arah
bisnis yang bisa dilakukan untuk bisa menyelamatkan perusahaan Anda
perkembangan bisnis dirasa stagnan dan tidak mengalami perkembangan apapun.
Terdapat beberapa jenis pivot yang bisa Anda terapkan. Namun,
terlepas dari banyaknya jenis pivot yang bisa Anda pilih, perubahan yang Anda
lakukan bisa disesuaikan dengan kondisi keuangan Anda pada saat ini. Untuk itu,
diperlukan adanya pengelolaan uang yang tepat dan harus tercatat di dalam
keuangan bisnis Anda secara rapi.
Komentar
Posting Komentar