Hobby & Entrepreneurship


Hobby & Entrepreneurship


Di tahun 2017 dan 2018 saya rutin mengisi materi 'kewirausahaan' untuk para ASN yang mendekati masa pensiun. Acara ini rutin diselenggarakan oleh BKD (Badan Kepegawaian Daerah) Propinsi Jawa Tengah setiap bulannya. 

Tidak mudah mengajak para ASN untuk membuka cakrawala baru menuju 'kewirausahaan' karena rutinitas pekerjaan mereka selama puluhan tahun sangat berbeda dengan pola kerja seorang wirausaha. Namun di antara yang banyak ikut pelatihan ada yang sudah mulai mempersiapkan masa pensiunnya dengan merintis usaha, sebagian lainnya memilih 'menikmati' masa pensiun. 

Menikmati pensiun? Seolah mereka telah capek dengan pekerjaan mereka, dan ingin beristirahat, sementara tantangan hidup di masa mendatang semakin berat jika hanya berbekal uang tabungan dan uang pensiun. Atau jawaban ini disebabkan karena mereka tidak punya bayangan atau visi di masa mendatang? Di sinilah keprihatinan dari BKD Propinsi Jawa Tengah berawal, oleh sebab itu diberikan pembekalan para masa persiapan pensiun kepada para ASN agar mereka siap berkarya setelah masa pensiun. 

Sebuah program yang menarik dan perlu mendapatkan dukungan dari semua pihak, karena para pensiunan masih bisa menebar manfaat bagi masyarakat dibandingkan hanya 'menikmati' pensiun-nya yang tidak jelas definisi-nya.

KISAH ENTREPRENEUSHIP

Kakak saya sudah pensiun dari ASN dari Pemerintah Kota Semarang, sekitar 3-4 tahun lalu. Tidak pernah terbersit setelah pensiun mau usaha apa, dijalani saja sementara ini. Apakah karena dia tidak tahu bisnis? Belum tahu juga, karena bukan itu dunianya. Jika secara 'mewah' ditanyakan 'bisnis' apa yagn akan dilakukan setelah pensiun pasti beliau sulit untuk menjawabnya, tetapi ketika ditanya hobby apa yang akan dilakukan untuk mengisi masa pensiunnya, beliau pasti bisa menjawab dengan tegas, yaitu: beternak unggas!



"Bisnis yang Bagus adalah Bisnis yang Bisa Dinikmati."



"Kewirausahaan bisa berawal dari hobby."

Di antara anak Bapak, mungkin hanya Kakakku yang memiliki hobby ternak unggas (ayam dan enthog) dan bertangan dingin seperti almarhum Bapak. Dari ayam dan enthog yang cuma beberapa ekor, bisa berkembang pesat jadi beberatus ekor dalam hitungan bulan saja, sudah membuktikan bahwa Kakakku telah konsisten dengan passion-nya. 

Bahkan ketika ada wabah penyakit yang menerjang ternaknya, hampir semua ternaknya ludes, beliau masih sabar untuk bertahan dengan sisa-sisa ternak yang ada. Dengan ulet dan tangan dinginnya, ternaknya telah kembali seperti sedia kala. Di sinilah passion-nya teruji. 

Tetapi passion saja tidaklah cukup, Saya bilang ke kakak untuk sedikit demi sedikit menjual ternaknya agar hobby ini berubah menjadi bisnis meskipun skala kecil-kecilan, karena Kakakku sama persis dengan almarhum Bapak, suka ternak tapi tidak suka menjual-nya (HeHe). Dan sepertinya dia mulai setuju, dan mau mulai menjual ternaknya karena sudah lumayan banyak. Disinilah visi bisnis mulai terbangun, meskipun dengan jangkauan yang belum jauh, namun visi itu telah mulai ada.

Setelah ada visi dan passion, akhirnya saya ngobrol dengan kakak lagi: "Ngapain mikir cari usaha setelah pensiun? Bukankah kamu sudah punya usaha sekarang?" 

Benar, kakakku telah punya usaha sekarang dan yang harus dilakukan adalah mengasah kompetensi beternak-nya. Dibutuhkan pengetahuan, ketrampilan dan wawasan yang semakin berkembang ketika bisnis telah berkembang, sehingga kakakku harus terus belajar. Tidak harus secara letter lux, belajar yang menyita waktunya sehingga menjauhkannya dari hobby dan kesenangan, biarlah semua mengalir dan berjalan seiring adanya problem & solusinya, yang penting Kakak tahu dimana harus bertanya dan berkonsultasi.  

Dari kasus di atas, kadang banyak orang lupa bahwa usaha tidak usah jauh-jauh dari apa yang dia bisa dan apa yang dia suka. Bisnis yang nikmat adalah bisnis yang bisa memenuhi passion-nya, tidak usah berpikir skala bisnis dulu berpikirlah skala hati. Ketika bisnis dikemas seolah sebagai barang mewah dan menakutkan maka program kewirausahaan menjadi kurang bergelora. Lanjutkan Pakdhe! Aku nunggu rica-rica enthog-nya. (GM 2021)



Komentar

  1. Terima kasih, ter inspirasi dari cerita diatas dari pada bingung mau mulai nya lebih baik kembangkan bakat diri yang ada. Tks ya salam sukses

    BalasHapus

Posting Komentar