Investasi Konten di YouTube

Investasi Konten di YouTube

Sebenarnya malu jika harus mengatakan bahwa saya seorang YouTuber karena follower saya baru sekitar 13.450an, belum banyak. Tetapi untuk konten di YouTube saya telah menabung sebesar 1.297-an konten berupa video resep masakan, karena memang YouTube yang saya kelola ini adalah arsip video dari DiahDidi.Com. 

Dengan konten yang sedemikian banyak, sekitar 4 tahun yang lain penghasilan dari YouTube cukup lumayan untuk kegiatan yang iseng-iseng ini, namun semakin ke arah sisi aturan Google Adsense semakin memperkecil penghasilan dari YouTube, cukup drastis juga pengaruhnya.

Sempat malas juga untuk upload konten ke YouTube ketika tahu bahwa penghasilan dari Google Adsense merosot drastis, namun beberapa teman menasehati untuk jalan terus dan anggap saja investasi konten di YouTube sambil mencari peluang menawarkan promosi dari pihak klien (non Adsense) dan nasehat itu saya ikuti sampai sekarang.

Investasi Konten di You Tube

Seolah-olah konyol ketika penghasilan dari YouTube tidak bisa memberikan support kepada operasional pembuatan konten, justru saat itulah kita dituntut untuk kreatif dan efisien. Konten dari YouTube kami adalah arsip dari konten di IG @bunda_didi, jadi kami bisa membuat 1 konten untuk 2 social media. Mengapa? Kebanyakan di instagram viewer kita adalah para follower setia, dan hanya sekian persen dari luar follower kita dan setelah sekian waktu jangan yang akan melongok ke konten-konten IG kita yang sudah lewat.

Beda dengan YouTube, konten-konten yang ada di YouTube masih sangat terbuka dibuka oleh pembaca bebas dan tidak terbatas oleh waktu. Hal ini akan lebih terbantu ketika kita juga aktif berinteraksi dengan audience serta melakukan promosi, baik berbayar maupun tidak berbayar.

Dari pertimbangan tersebut di atas, dengan investasi konten yang terus bertambah bukan tidak mungkin kita hanya menunggu waktu untuk booming ketika konten kita konsisten dengan konsep kita dan konten kita adalah apa yang dibutuhkan oleh viewer.

Seperti di instagram, YouTube juga bisa ditawarkan kepada para klien (brand) untuk melakukan promosi di akun YouTube kita ketika follower kita sudah lebih dari 20.000an (dari pengalaman saya) dan terbukti memiliki interaksi yang cukup baik dengan audience. Untuk mencapai ini memang pemilik akun harus aktif melakukan promosi konten-konten YouTube-nya melalui social media, baik melalui group maupun komunitas yang relevan dengan konten kita. Baik yang gratis maupun yang berbayar (Ads).

Di sinilah saya mulai paham dan terus memperkaya konten di YouTube: https://www.youtube.com/user/jockokellick dan tidak fokus pada tujuan jangka pendek melainkan fokus jangka panjang. Saya hanya menyemangati diri untuk bisa segera mencapai follower sampai 20,000 dengan mempercepat progress yang sekarang, yang hanya 135 follower per bulan. 

Hal ini benar-benar seperti perjalanan saya merintis bisnis fisik yang lain, perlahan kita kembangkan dari nol sampai bisa berkembang seperti sekarang. Semoga sharing ini bisa bermanfaat buat teman-teman yang lain, yang penting konten kita adalah apa yang dibutuhkan oleh audience kita dan memiliki konsistensi terhadap konsep yang kita tetapkan. Sukses!











Komentar