Bertahan Saat Pandemic Covid-19

Bertahan Saat Pandemic Covid-19.

Wabah Covid-19 di dunia memaksa setiap negara untuk memberlakukan kebijakan lock down, work from home, school from home, PSBB, PKM atau apalah, yang hal ini berdampak pada terjadinya perlambatan ekonomi karena menurunnya transaksi. Ditambah lagi, masing-masing dari kita pun tidak pernah tahu kapan wabah ini akan berakhir sehingga terjadi kecemasan yang cukup luar biasa pada semua lapisan masyarakat. Semakin lama kondisi ini berlangsung maka dampak ekonomi juga akan semakin parah.

Bagi pelaku usaha, tentunya tidak akan menyerah dengan kondisi perlambatan ekonomi yang menggerus omzet penjualan dari waktu ke waktu selama penangangan wabah Covid-19 ini. Pelaku usaha dihadapkan pada sebuah keharusan untuk mengelola usaha secara lebih tertata, terukur, efisien, efektif dan produktif dengan segala keterbatasan yang ada saat ini. 

Tidak mudah membuat segala sesuatunya menjadi efisien, efektif dan produktif sebelum kita mampu membuat sistem pengelolaan bisnis kita menjadi tertata dan terukur. Untuk membuat tertata dan terukur, sudah pasti pengelolaan bisnis harus menerapkan manajemen yang baik dan pencapaiannya harus jelas ukurannya. 

Ada sementara pihak yang mengatakan bahwa krisis adalah sebuah momen seleksi alam, barang siapa mampu bertahan maka mereka-lah pemenangnya. Dan pemenang ini akan membuktikan diri sebagai pemain yang paham akan potensi diri, paham bagaimana mengelola progress dan paham bagaimana menangkap peluang. Dalam tulisan saya ini, saya akan menyoroti ketiga hal tersebut yang merupakan hal penting dalam manajemen dan hal penting dalam memastikan bahwa bisnis kita mampu bertahan dalam situasi yang berat seperti sekarang ini.

Potensi Diri

Tahap ini mengingatkan kita kembali untuk fokus, dimana pelaku usaha harus benar-benar menyadari setiap potensi yang dimiliki. Potensi ini bisa berupa soft asset maupun hard (physical) asset. Soft asset lebih cenderung pada kemampuan atau skil dari SDM yang dimiliki, sementara hard asset adalah segala bentuk asset fisik baik lahan, bangunan maupun peralatan (mesin) yang dimiliki termasuk produk dari perusahaan.

Melakukan Re-SWOT adalah tindakan yang bijaksana untuk kembali memahami kekuatan dan kelemahan perusahaan pada kondisi saat ini. Apa yang akan terus kita kembangkan dan apa yang sementara akan kita "istirahatkan" terlebih dahulu. Ketika gelombang besar melanda, sebuah kapal harus segera mengurangi beban yaitu dengan membuang beban yang tidak "esensial" atau beban yang "tidak penting". Di saat inilah kita akan mulai bebersih dan kembali ke fokus awal bisnis kita, yang tentunya disesuaikan dengan potensi yang dimiliki dan melihat peluang ke depan.

Hasil Re-SWOT ini akan membukakan fakta tentang peluang-peluang yang belum tergarap dengan potensi yang telah dimiliki saat ini. Mulai fokus pada potensi terbesar dan peluang terbesar adalah sebuah kebijakan yang sangat tepat, meskipun tidak menutup kemungkinan dengan potensi yang kecil namun memiliki peluang besar yang bisa digarap.

Mengelola Progress

Saat situasi pandemic Covid-19 ini, tantangan terberat adalah penurunan penjualan. Menjaga posisi Cash-In dan Cash-Out adalah pekerjaan yang tidak mudah, jika sales (Cash-In) tidak mungkin kita pertahankan maka harus ada upaya untuk mengurangi Cash-Out, yaitu dengan efisiensi. 

Setiap rupiah yang dikeluarkan harus menghasilkan rupiah yang lebih besar, maka fokus terbesar bagi produsen adalah menjaga biaya supply bahan baku, biaya operasional, upah dan biaya penjualan harus tetap aman, agar bisa menghasilkan produk yang memberikan peluang mengembangkan rupiah.

Biaya-biaya marketing yang kurang efektif harus mulai dihilangkan, teknologi digital memungkinkan penggandaan hasil promosi melalui jangkauan yang lebih luas, kecepatan, kuantitas touching point serta biaya yang jauh lebih murah. Banyak kemudahan yang bisa dilakukan dengan digital marketing, antara lain kemudahan promosi, mengakses pasar, berkomunikasi serta transaksi. 

Intinya pemanfaatan digital marketing adalah untuk membuka peluang sebesar-besarnya untuk mendapatkan Cash-In sementara Cash-Out ada batas efisiensi-nya. Setiap potensi dan asset yang dimiliki harus mampu mencapai progress, sekecil apapun. Dibutuhkan kreativitas untuk terus mengembangkan potensi dan asset yang ada.

Terus Mengembangkan Peluang

Optimisme pelaku usaha bisa dimotivasi jika selalu dihadapkan pada peluang. Bahkan ketika semua kebutuhan mengarah pada hal yang paling esensial saat ini, yaitu kesehatan dan pangan. Namun hal tersebut adalah pada pengamatan perdagangan offline, karena ternyata perdagangan online sendiri juga meningkat tajam karena banyaknya penjual dan pembeli baru yang hijrah dari kebiasaan offline ke online. 

Pandemic Covid-19 ini telah memaksa kultur berbelanja dari offline menuju online, perubahan perilaku pasar. Dalam dunia online semua produk, selain yang esensial tersebut di atas, juga mendapatkan peluang yang besar. 

Dengan digitalisasi sebenarnya banyak peluang yang akan berkembang dan ditemukan oleh para pelaku usaha, selama mereka mau terlibat di dalamnya. Bahkan kondisi new normal pun diprediksikan bahwa terjadi migrasi offline ke online secara besar-besaran. Dalam situasi pandemic ini, seolah kita dipaksa untuk merubah perilaku bisnis kita menjadi online.

Jadi kesimpulannya, upaya bertahan dalam situasi pendemic Covid-19 ini antara lain adalah dengan mengembangkan potensi yang unik yang berbeda dengan pesaing, bertransformasi digital dan terus mencermati peluang yang semakin muncul. Sukses!














Komentar