Para Seniman Kerajinan Ini, Apakah Mereka Berhak Mendapatkan Investasi?

Andi Saidan, Pemilik KAMTUMI.
Semakin masuk dan melihat keberagaman UMKM di Jawa Tengah, semakin kita akan melihat ragam kemampuan para UMKM ini. Tetapi pada kesempatan ini kami akan menyorot pada UMKM yang spesialis pada produk konsep, atau bisa dikatakan pada pengembangan produk. Karena kami juga banyak menemukan tipe UMKM yang memilki konsentasi pada pengembangan produk atau RND yang oleh sementara UMKM bertipe "produsen" hal ini mereka hindari karena menuntut biaya yang lebih. Parahnya lagi, banyak produk dari tipe UMKM yang "seniman" ini (kami sebut seniman adalah karena mereka lebih fokus menghasilkan produk-produk baru, daripada produk massal) menjadi korban "copy paste" dari para UMKM tipe produsen.

Tentunya untuk UMKM tipe seniman ini perlu mendapatkan perlakukan khusus, karena justru pengrajin tope inilah yang mampu mengangkat citra dan nilai produk Indonesia, bukan hanya sekedar berdagang dan mencari untung. Secara finansial pasti mereka kalah jauh dari para UMKM yang fokus pada produksi custom made dan berdagang.

Salah satu sudut base camp KAMTUMI.
Spesialisasi pada finishing produk, finishing gerabah.
Sebagaimana hal yang dialami oleh KAMTUMI Jepara, yang lebih fokus dalam pengembangan produk baru karena memiliki spesialisasi pada finishing yang unik pada produk-produk kerajinan dan furniture. Sebenarnya prosentase pengrajin yang seperti ini jauh lebih sedikit dibandingkan dengan tipe pegrajin yang fokusnya pada produksi dan jual, yang justru sering menghindari kegiatan pengembangan produk dan menciptakan konsep-konsep produk yang baru.

Lantas bagaimana mengembangkan tipe UMKM yang seperti seniman ini? Mari kita mulai melihat potensi mereka secara lebih bijaksana. Kemampuan mereka adalah pada desain dan prototype produk, yang menjadi minat dan konsentrasi mereka. Pada prinsipnya mereka tidak konsentrasi pada produksi massal, melainkan pada pengembangan produk baru atau bahkan menciptakan konsep-konsep baru yang bisa menjadi trend produk jika dikelola dengan sangat benar.

Desain dan prototype produk pun sebenarnya bisa menjadi sebuah bisnis yang berdiri sendiri, hanya saja mereka tidak menjual produk akhir melainkan menjual konsep produk untuk perusahaan lain yang fokusnya pada produksi massal. Memberikan target produk massal kepada kelompok UMKM yang seperti ini justru akan mematikan kreativitas mereka dan mengurangi waktu mereka untuk berinovasi.

Hal inilah mengapa kami menyarankan kepada KAMTUMI untuk berkonsentrasi pada KAMTUMI Design & Development dengan back up atau support "Hak Cipta" sementara ini perlu kami perjuangkan dapat fasilitas dari pihak-pihak terkait. Bisnis mereka adalah bisnis kreatif, yang mungkin akan lebih cocok bersanding instansi seperti Balitbang (UPP IPTEKIN) dan BeKraf.

Sukses Di Pameran, Perlu Support Di Produksi.

Dalam beberapa pameran produk dari KAMTUMI selalu menarik bagi pengunjung, sebagaimana para pelaku UMKM yang bercirikan seniman. Bisa dikatakan soal pasar mereka sebenarnya tidak akan kesulitan dengan kemampuan mereka membuat produk dengan desain yang bagus, namun ketika harus berhadapan dengan eksekusi order maka banyak keterbatasan yang mereka hadapi.

Sebagaimana tipe pengrajin yang fokus mencipta (seniman) maka kelemahan utama adalah pada finansial, karena modal mereka tersedot pada kegiatan pengembangan produk. Meskipun mereka memiliki fasilitas produksi pun, sebenarnya fasilitas ini kurang memadai karena biasanya tipe workshop mereka adalah studio bukan pabrik.

Perlu support pihak ketiga yang mampu berdiri sebagai di sisi produksi dan juga support finansial bagi mereka agar pengembangan mereka bisa maksimal dan bisa saling menguntungkan semua pihak. Di sisi buyer, mereka bisa mengembangkan ide-ide baru bersama dengan seniman sementara bagi pihak mitra produksi mereka bisa mendapatkan kapasitas dan load produksi dan KAMTUMI bisa mendapatkan haknya sebagai desainer dan marketing.

Pengembangan Usaha

Perlu satu kompetensi lagi dalam kubu KAMTUMI yang perlu dikembangkan untuk memperkuat posisinya sebagai kubu desain & marketing. KAMTUMI harus hadir sebagai sebuah brand desain, bukan sebagai produsen kerajinan atau furniture.

Investasi KAMTUMI harus terkonsentrasi pada studio desain, workshop R&D dan showroom selain investasi pada perolehan hak paten untuk desain dan prototype desainnya. Untuk pengembagan brand-nya, maka KAMTUMI akan bermitra outsourcing dengan pabrik-pabrik yang akan jadi vendornya.

Pameran tunggal akan menjadi kekuatannya dalam mengembangkan brand di masa mendatang. Sehingga dalam strategi pemasaran dan promosinya, pameran akan menjadi menu wajib yang harus ada.

Kebutuhan Investasi

Sebenarnya inlah yang menjadi topik konsultasi KAMTUMI kepada kami beberapa hari lalu, saat mereka mengisyaratkan membutuhkan investasi bagi pengembangan usahanya. Apa yang kami sampaikan di atas merupakan bantuan gambaran kepada UMKM ini mengenai bentuk bisnis akan dikembangkan masa mendatang, yang bisa ditawarkan kepada investor. 

Pihak investor harus dipahamkan mengenai arah bisnis, bentuk bisnis, skema kerjasama dan tentunya porsi pembagian hak dan kewajibannya. Dan semua hal ini harus tertuang secara tertulis dalam sebuah proposal yang akan disampaikan kepada pihak investor.

Pastinya investor akan tertarik jika melihat secara langsung potensi yang dimiliki oleh KAMTUMI, apalagi respon pasar yang posisif dalam setiap pameran produk. Pihak KAMTUMI hanya perlu men-visualkan harapan profit ini dalam sebuah proposal investasi yang menarik kepada investor. Kami akan selalu siap mendampingi mereka dalam menghadirkan proposal investasi yang menarik kepada investor.

Mengapa investor? Sebagaimana diketahui bersama bahwa kendala para pelaku UMKM adalah jaminan kredit atau agunan yang tidak mereka miliki ketika harus mengajukan kredit kepada perbankan atau lembaga finansial yang lain.Sehingga investor adalah satu-satunya harapan mereka dalam membiayai pengembangan usaha mereka.

Dengan tulisan ini, kami berharap ada beberapa pihak yang mulai memahami permasalahan UMKM di lapangan yang seperti ini. Ada banyak UMKM yang setipe dengan KAMTUMI dan mereka berhak untuk berkembang.










Komentar