Produk UMKM mulai bersanding dengan produk industri |
Jika saya mengatakan produk UMKM akan head-to-head dengan produk industri, mungkin banyak yang mengatakan bahwa saya terlalu terburu-buru, namun jika saya katakan bahwa produk UMKM layak bersanding dengan produk-produk industri di pasar modern mungkin hal ini lebih bisa diterima oleh masyarakat saat ini.
Tentunya untuk bisa bersanding dengan produk-produk dari industri besar banyak tahapan dan persyaratan yang harus dilalui oleh para pelaku UMKM, namun beberapa di antara mereka terbukti telah bisa melalui tahapan-tahapan tersebut.Tahapan pertama adalah dalam hal jaminan legalitas produk dan usaha, selanjutnya adalah jaminan kualitas produk dan konsitensi kualtiasnya dan jika produk UMKM sudah masuk ke pasar modern maka jaminan kapasitas dan kontinuitas supply harus bisa diberikan oleh pelaku UMKM kepada pasar.
Terkait tampilan produk, terutama desain dan kualitas kemasan, sudah banyak UMKM yang ditingkatkan kualitas desain dan kualitas kemasannya sehingga setara produk keluaran industri besar dan di beberapa pasar modern hampir sulit membedakan mana produk UMKM dan mana produk industri bagi orang awam. Banyak mitra desainer grafis yang mau terjun membantu desain logo, kemasan dan promosi produk UMKM sehingga seolah produk UMKM tersebut menjadi bersinar seterang produk industri.
Ketika teknologi yang sama meskipun dengan skala yang lebih kecil telah menjangkau pelaku UMKM, maka masalah kualitas dan kapasitas produk UMKM sudah bisa disejajarkan dengan produk industri.
Inilah saat dimana para industri besar harus mulai waspada ketika segmen pasar mereka juga diserbu oleh para pelaku UMKM yang nota bene memiliki beban biaya usaha yang lebih ringan dari mereka, belum lagi fasilitas pajak yang lebih ringan dan fasilitas lain dari pasar modern yang membebaskan mereka dari listing fee dan semacamnya. Wow, pasar akan menjadi seru jadinya. Sementara ini produk-produk dari industri masih diuntungkan oleh kapasitas produksi yang besar dan jaringan distribusi yang lebih mapan sehingga perhitungan harga mereka sampai di konsumen masih bisa terjangkau.
Kendala distribusi memang menjadi tantangan bagi penyebaran produk UMKM, kelemahan ini menjadikan produk UMKM menjadi lebih mahal ketika harus menjangkau konsumen yang berjarak cukup jauh dari lokasi produksi. Namun dengan adanya revolusi transportasi saat ini, kami yakin dalam waktu dekat kesenjangan ini bisa segera teratasi.
Kualitas sudah semakin mendekati industri, beban biaya usaha lebih murah, tampilan produk juga tidak jauh beda terutama kemasannya dan kendala distribusi nantinya jaga akan teratasi, maka bisa saya katakan banyak produk-produk UMKM ini akan menjadi tantagan bagi produk industri besar.
Sekilas hal ini memang menjadi berita baik, namun sebenarnya hal ini juga memprihatinkan kami karena jika pangsa pasar produk industri tergerus produk UMKM maka kelangsungan hidup bisnis industri besar akan terancam. Jika perusahaan-perusahaan besar berjatuhan maka sebenarnya nanti bisnis-bisnis yang lebih besar pun juga akan tumbang, sehingga seolah pembinaan UMKM ini hanya seperti upaya "pergantian kulit" pada tubuh saja. Lapisan yang lebih luar (perusahaan besar) akan terkelupas digantikan perusahaan menengah dan seterusnya sehingga tidak ada perusahaan yang langgeng dalam berbisnis di Indonesia.
Yang menjadi berita baik bagi kami adalah produk UMKM memang lebih bersifat lokal dan khas, sehingga banyak di antara mereka yang tidak menjadi lawan perusahaan besar. Kami berharap pengembangan produk UMKM memang memiliki arah yang demikian, sehingga semua mendapatkan porsi pasarnya masing-masing dan semua bisa bertumbuh.
Memberikan fasiltas "yang berlebihan" kepada UMKM juga bukan suatu hal yang baik, jika berkaca kepada "pengalihan beban" tersebut kepada perusahaan-perusahaan besar yang terus digencet dengan beban-beban yang seharusnya bukan mereka saja yang menanggung. Mereka juga harus terus dibantu oleh pemerintah untuk tetap eksis, karena sumbangan mereka atas "pemasukan negara" tidak boleh diabaikan, mulai dari PPN, PPH dan pajak-pajak yang lain.
Jangan terlalu membebani kapal di satu sisi, kapal harus dibebani secara seimbang. Bukan berarti memperjuangkan kepentingan UMKM itu harus dengan mendapatkan fasilitas yang super dari pemerintah, tetapi kita harus juga mempertimbangkan ekosistem bisnis. Cash flow tidak akan berjalan lancar ketika perusahaan-perusahaan besar tumbang dan banyak karyawan menganggur dan tidak memiliki kemampuan untuk membeli produk-produk di pasaran.
Komentar
Posting Komentar