Sebuah Nama Untuk Brand Anda

Related image
Brand Name
Merk atau brand memang harus sudah dipersiapkan sebelumnya ketika produk kita akan diedarkan, biasanya merk atau brand ini melekat pada kemasan produk atau pada label produk. Tidaklah salah jika para pelaku UMKM dengan mengatakan bahwa brand adalah simbol yang ada pada produk tersebut, karena pemahaman mereka memang masih terbatas pada hal tersebut.

Hanya sebagian kecil saja dari pelaku UMKM yang sudah memahami bahwa sebenarnya brand adalah sebuah integritas nilai atau persepsi yang melekat pada suatu produk yang secara kasat matanya disimbolkan oleh logo atau semacamnya. Ya wajarlah jika para pelaku UMKM belum paham mengenai hal ini karena seringkali mereka hanya mendapatkan informasi yang sangat terbatas atas hal ini. Sementara ini banyak pihak yang menamakan diri pakar juga hanya bisa mengatakan bahwa brand sangat penting untuk mereka, tanpa diberikan edukasi yang cukup memadai.

Bahkan tanpa disadari oleh para pelaku UMKM bahwa "nilai" yang dimaksudkan adalah banyak berkisar pada "kualitas dan standard" yang melekat pada produk tersebut. Sehingga menurut kami sebelum teman-teman pelaku UMKM "dibingungkan" dengan acara membangun brand akan lebih penting jika mereka diedukasi bagaimana membuat produk mereka memiliki standard yang baku dan terukur dengan cara yang terukur pula atau dibuktikan dengan memiliki standard produksi dan operasi (SOP) yang bagus. 

Bagaimana mereka menonjolkan "nilai" tersebut menjadi "differensiasi" produk mereka terhadap pesaing mereka karena dari sinilah brand mereka akan mulai dibangun, bagaimana mereka membangun pesan untuk komunikasi yang sesuai dengan target pasar mereka, bagaimana membangun simbol visual yang sesuai dengan nilai dan pesan tersebut dan sebagainya.

Pada kesempatan ini kami ingin mencoba memberikan masukan kepada UMKM untuk menata kembali brandnya agar mendukung daya jualnya di masa mendatang, beberapa contoh brand yang perlu direview antara lain:

1. Nama brand yang kurang visi.

Ada beberapa produk UMKM yang karena mengejar kesan "unik" mereka mengambil nama yang tidak dikenal atau sulit dieja oleh orang dari luar daerah. Kami menyebutnya kurang visi karena mereka hanya berpikir bahwa pasarnya hanya di daerah tersebut, tidak berpikir jauh ke depan.

2. Nama brand yang mirip brand terkenal

Ada yang ingin mendompleng nama brand yang sudah terkenal, sehingga membuat nama yang mirip dengan brand tersebut agar terdongkrak ketenarannya. Padahal brand berarti "differensiasi", sehingga nama brand yang seperti ini mudah sekali dikenali sebagai brand "tiruan" dan menjatuhkan brand sendiri sejak awal.

3. Nama brand yang membuat bingung karena menggabungkan dua brand atau lebih.

Beberapa waktu ini saya menemukan beberapa brand yang kurang berkembang karena membuat nama brand dari gabunga dua brand atau lebih yang justru membuat bingung, misalnya: Kopi Biji Salak, Kurma Tomat atau Kurma Salak. Mereka ingin mengangkat produknya tapi di waktu sama mereka juga mengaburkan brand yang sebenarnya sudah dikenal baik oleh masyarakat.

Ketiga masalah di atas paling sering kami temui di lapangan, dan perlu kami tindak lanjuti dengan memberikan pemahaman awal tentang brand kepada para pelaku UMKM, karena hal ini bisa bisa "mengganggu" pertumbuhan brand mereka di masa mendatang.

Demikian apa yang bisa kami sharing hari ini, semoga bermanfaat.







 


Komentar