Kriteria Penilaian Produk Pangan UMKM

Image result for foods and beverages judgement
Kriteria Penilaian Produk Pangan UMKM

Percepatan edukasi bisa dilakukan dengan kompetisi, oleh sebab itu dalam pembinaan UMKM dibutuhkan juga kegiatan kompetisi yang bisa memberikan stimulasi percepatan edukasi. Dalam kompetisi ini pembinaan, seleksi dan appresiasi akan menjadi suatu integritas yang padu sebagai sebuah edukasi yang nyata kepada para pelaku UMKM.

Belum lama ini kami diminta untuk memberikan usulan kriteria penilaian atas sebuah event kompetisi UMKM Pangan yang akan diselenggarakan oleh sebuah instansi pemerintah. Tentunya kriteria ini harus selaras dengan tujuan dari pembinaan UMKM kami selama ini, misalnya bagaimana kami meningkatkan potensi lokal agar mampu menembus pasar global.

Berikut adala beberapa kriteria yang harus ada dalam sebuah peniliaian produk pangan dan apa alasannya:

1. Kriteria LEGALITAS Usaha dan Produk

Sudah menjadi keharusan bahwa setiap peserta kompetisi harus memiliki legalitas usaha dan produk yang memadai, Legalitas usaha yang dimaksudkan bisa berupa IUMK (Ijin Usaha Mikro Kecil) atau berupa CV atau PT, termasuk ijin usaha perdagangan (SIUP) yang dimilikinya. Bagi usaha skala mikro kecil, IUMK sudah dirasakan cukup untuk mengikuti kompetisi ini. Sementara yang dimaksudkan dengan legalitas produk adalah minimal PIRT dan sertifikasi halal. Namun untuk produk-produk dari usaha skala menengah dibutuhkan legalitas produk seperti MD dari BPOM, Halal dan sebagainya.
Related image
Legalitas Produk

Memiliki sertifikat lain seperti HACCP dan SNI merupakan sebuah nilai lebih, karena upaya untuk mencapai sertifikasi ini merupakan sebuah tahapan yang tidak mudah dan merupakan sebuah pencapaian prestasi dari usaha UMKM.

Mengapa legalitas ini penting dalam sebuah penilaian ? Alasannya adalah bahwa setiap produk yang menang dalam sebuah kompetisi harus bisa memberikan jaminan keamanan pangan dan keamanan bisnis bagi konsumennya sehingga hasil penilaian dari penyelenggara event bisa dipertanggungjawabkan dengan baik.

2. Asal Usul dan Ketersediaan Bahan Baku

Orisinalitas dan kekhasan sebuah produk bisa dimulai dari keunikan atau kekhasan bahan baku yang dipakainya. Daya saing produk yang kuat diawali dari kemampuan para pelaku UMKM mengelola potensi lokal yang ada di sekitarnya. Konsep Sustainable, Local, Original (Organic) dan Wholesome (SLOW) akan selalu menjadi pijakan kami dalam menilai bahan baku sebuah produk pangan.

Image result for local source
Bahan Baku Lokal

Bahwa bahan baku produk pangan harus terjamin kontinuitas supply-nya (sustainable) dan hal ini bisa dicapai apabila daerah tersebut memiliki potensi budi daya yang baik. Kami jelas akan memprioritaskan bahan baku lokal, bukan impor, dalam penilaian produk pangan. Bahan baku haruslah organik dan orisinil sebagai jaminan produk pangan yang khas dan unik dan memiliki daya saing yang tinggi. Selain itu semua bahan baku yang dipakai dalam produk pangan harus sehat, tidak banyak mengandalkan bahan additif yang berbahaya.

Untuk kasus ini, kami lebih mengutamakan pemanfaatan bahan baku mocaf, tepung gaplek daripada produk berbahan baku terigu yang notabene adalah produk impor. Bahan baku terigu masih kami tolerir pemanfaatannya dalam kadar tertentu, sebagai campuran.

Inovasi bahan baku merupakan poin penting dalam penilaian, sehingga menjadi kriteria yang patut dipertimbangkan, selain gizi dan kadar sehat dari bahan baku tersebut. 

3. Kualitas Produk

Selain bahan baku, kualitas produk ditentukan oleh proses dan teknologi pengolahannya (produksi). Oleh sebab itu para peserta wajib terbuka kepada team penilai terhadap proses dan teknologi yang digunakan dalam produksi.
Image result for Food Quality
Kualitas Produk

Visualisasi produk pangan, baik keragaman bentuk dan ukuran, warna maupun penataan produk dalam kemasan merupakan wujud dari kualitas produk yang dihasllkan sebelum produk tersebut diujicoba dalam hal cita rasa. Cita rasa produk menjadi semakin penting dalam menjaga produk ini selalu diterima oleh konsumen dan menjamin pembelian ulang oleh konsumen.

4. Orientasi Pasar.

Bukti bahwa produk yang ikut kompetisi sudah diterima pasar adalah kemampuan produk tersebut menembus pasar, baik pasar tradisional, pasar modern maupun pasar ekspor. Untuk pasar ekspor pastinya produk UMKM dituntut memiliki standard dan kriteria yang lebih sulit dari pasar lainnya, oleh sebab itu penilaian untuk kemampuan produk dalam menembus pasar ekspor dinilai wajar jika lebih tinggi dari pasar lainnya.
Image result for Food Market
Orientasi Pasar

Pada akhirnya semua produk yang melalui pembinaan kami harus layak untuk pasar ekspor, sehingga harus memenuhi kriteria-kriteria tertentu mulai dari legalitas, kualitas maupun kapasitas.

Dari pengalaman kami produk yang dilombakan harus sudah terbukti minimal tembus pasar tradisional dengan omzet minimal Rp 50 juta per tahun. Dengan demikian, UMKM sudah bisa membuktikan kepada kami bahwa produknya telah diterima oleh pasar.


5. Kemasan Produk

Kriteria penilaian yang lain adalah kemasan, karena kriteria ini sangat penting dalam mendukung pemasaran produk. Dalam penilaian kemasan selain harus memenuhi fungsi dasar kemasannya, yaitu melindungi produk, maka kemasan harus memenuhi persyaratan label dan memiliki nilai desain kemasan yang baik dan menarik.

Kemasan merupakan sentuhan akhir dari produsen sebelum produk ini dipasarkan. Kemasan yang baik dan menarik akan sangat membantu peningkatan hasil pemasaran produk tersebut. 

Penilaian kemasan akan meliputi kemasan primer, sekunder maupun kemasan distribusinya. Semua akan memberikan poin penilaian sendiri.


Image result for choosing food in supermarket
Pentingnya Kemasan Bagi Produk Pangan

Demikian apa yang bisa kami share kepada teman-teman dalam menyelenggarakan kompetisi produk pangan untuk usaha skala UMKM. Semoga sharing ini bisa bermanfaat juga bagi para pelaku UMKM dalam mengembangkan kuaitas  produk dan usahanya di masa mendatang.













Komentar