Berita Dari Den Haag: Maestro Kuliner William Wongso Kembali Memukau Publik Belanda

Petang hari pukul 18:00 waktu setempat, tanggal 15 Februari 2017, Restoran Indrapura di Amsterdam, Belanda, mulai dipadati oleh para undangan yang datang untuk menikmati cita rasa masakan Indonesia yang disajikan oleh maestro kuliner Indonesia, William Wongso. KBRI Den Haag kembali bekerja sama dengan restoran Indrapura telah menggelar sebuah makan malam spesial bertajuk Flavours of Indonesia: Mutiara Nusantara Rijsttafel Dinner. 

Sajian Kuliner Indonesia di Restoran Indrapura, Amsterdam
Undangan yang hadir saat itu datang dari berbagai kalangan yaitu para Duta Besar dari negara sahabat (Duta Besar India dan isteri, Duta Besar Malaysia dan isteri, Duta Besar Selandia Baru, dan Duta Besar Sri Lanka), kalangan diplomatik, pebisnis Indonesia di Belanda dan pebisnis Belanda, friends of Indonesia, pencinta kuliner dan fashion, serta media.


Malam dimaksud, Jurumasak William Wongso mencoba memanjakan lidah para undangan untuk menyantap kreasi makan malam hasil karyanya. Sebelum santap makan malam dimulai, dua penari dari INA Dance mempersembahkan sebuah tarian penyambutan yaitu Tari Cendrawasih dari Bali, dan acara kemudian dibuka oleh Duta Besar RI untuk Kerajaan Belanda, Duta Besar I Gusti Agung Wesaka Puja.


Sebagai host makan malam ini adalah pemilik restoran Indrapura, Dewi ten Cate, seorang pengusaha WNI yang sukses di bidang kuliner. Dewi ten Cate pada kesempatan dimaksud tidak hanya bertindak sebagai host namun sepanjang makan malam juga menyumbangkan lagu-lagu terkenal Indonesia. INA Dance juga kembali mempersembahkan sebuah tarian yaitu Tari Kompang. Tak ketinggalan seorang penyanyi senior Belanda yang dikenal dengan lagu Nasi Goreng, Tante Lien, juga turut menyumbangkan lagu.

Selain pertunjukan tarian dan musik, ditampilkan pula sebuah peragaan busana dari bahan-bahan kain Indonesia dalam rancangan-rancangan modern dan trendi koleksi pribadi 13 orang perempuan Indonesia yang menamakan dirinya the Madames. Peragaan busana kain tradisional Indonesia ini didukung oleh Barcoqo (perhiasan) dan Bidadari Voque (tas).  

Malam itu disajikan makanan dari pembuka, menu utama serta penutup yang semuanya merupakan makanan khas Indonesia dari berbagai daerah di Indonesia. Sebagai welcoming drink disajikan minuman bernama Sunset in Kuta yang merupakan campuran jus dari buah jeruk dan nanas. Selanjutnya sebagai makanan pembuka, disajikan Salad Buah dan Lobster Jimbaran dan Martabak Kambing Bangka yang mengoda lidah para undangan. Jurumasak William Wongso juga menghadirkan Binthe Biluhuta, sup udang dan kepiting khas Gorontalo, dan Soto Ayam Ambengan.

Makanan prasmanan (rijsttafel) yang selanjutnya adalah menu utama makan malam saat itu menyajikan berbagai jenis masakan khas Indonesia dari berbagai daerah lainnya di Indonesia. Dengan seksama, William Wongso hadir di tengah-tengah tamu undangan untuk menyapa dan menjelaskan bahan makanan, asal dan cara membuat makanan dimaksud secara singkat. 

Rijsttafel yang disajikan malam itu terdiri dari Iga Bakar Rendang ala Padang, Ayam Serepeh Rembang Jawa Tengah, Daging Masak Hitam Jambi, Ikan Pepes Kemangi Sunda Jawa Barat, Gulai Monk Fish Daun Kari Medan, Sate Sapi Manis Surabaya, Asinan Mangga Jakarta, dan Sate Ayam Plecing Denpasar yang dipadu dengan Nasi Kuning Pandan dan Nasi Lemak Jambi. Makanan penutup yang disajikan adalah Sweet Sanur Sunrise, yaitu es krim stroberi dengan saus buah beri.

Dengan formulasi menu makan malam yang mencakup masakan khas Indonesia dari berbagai daerah di Indonesia, William  Wongso seolah ingin mengajak para undangan untuk menjelajah Indonesia dari Sabang sampai Merauke melalui kuliner.

Komentar