Ekspor Produk UMKM Hanya Masalah Mindset.

Sosialisasi dan Diskusi Percepatan Implementasi Agregator dan Konsolidator Ekspor Produk UKM di Jawa Tengah.


Selasa, 28 Juni 2016 ini sosialisasi dan diskusi percepatan implementasi agregator dan konsolidator ekspor produk UKM di Jawa Tengah digelar di Gedung Bank Indonesia sebagai tindak lanjut dari FGD beberapa minggu lalu. Acara yang dibuka langsung oleh kepala perwakilan BI di Jawa Tengah, Bapak Iskandar Simorangkir dengan nara sumber dari Kemenko Perekonimian, Bapak Rudy Salahuddin, Direktor Operasional BGR, Bapak Novrizal dan Dinas Koperasi dan UMKM Propinsi Jawa Tengah yang diwakili oleh Bapak Sondhy Purwoko mengedepankan sinergitas pedataan UMKM di Jawa Tengah dalam rangka percepatan UMKM Go Ekspor. 

Acara ini dihadiri oleh perwakilan dinas koperasi dan umkm dari kota dan kabupaten di Jawa Tengah, beserta asosiasi dan penggiat UMKM lainnya. Dihadiirkan juga UMKM binaan dari Bank Indonesia untuk bisa memajang produk pada acaranya.





Dalam paparannya Bapak Iskandar Simorangkir menekankan, bahwa sebelum UMKM Go Ekspor sebaiknya UMKM Go Digital terlebih dahulu mengingat perkembangan pasar saat ini memang tengah menuju era digital. Dalam era digital nanti, ekspor bukanlah hal yang sulit lagi bagi UMKM karena fasilitas dari applikasi eCommerce yang sudah terintegrasi dengan pembayaran dan distribusinya.

Dalam paparan dari BGR, BUMN yang bergerak dibidang transportasi ekspor, BGR telah menyediakan fasilitas logistik dan pemasaran untuk produk-produk UMKM yang tergabung dalam program ini. PT Pos Indonesia, yang telah bekejasama dengan GetAsean.Com juga telah menyediakan program Pos Ekspor dimana ekspor bukanlah barang mewah lagi bagi UMKM.

Ekspor Hanya Masalah Mindset

Sebagaimana tulisan kami sebelumnya, ekspor bagi pengusaha UMM hanyalah masalah mindset saja. Tidak harus diarahkan bahwa ekspor itu harus berkuantitas kontainer, bahwa hanya dengan pengiriman barang 10 - 300 kg pun UMKM bisa melakukan ekspor dengan fasilitas dari Pos Ekspor. Bahkan ketika UMKM (Toko Online) mengirimkan barang 1 kg keluar dari daerah kepabeanan Indonesia, maka hal itu sudah masuk ranah ekspor. Bukankah sudah banyak UMKM kita yang sudah melakukannya ? Mudah, ketika mereka sudah akrab dengan dunia eCommerce.

Bahkan pasar ekspor pun tidak harus diarahkan kepada orang asing saja, orang Indonesia yang tinggal di luar negeri (TKI) adalah pasar ekspor yang potensial. Hal sederhana inilah yang sering kali dilupakan banyak UMKM, padahal potensi keberadaan TKI di luar negeri sudah luar biasa.

Bahwa prosedur ekspor pun tidak harus serumit ketika mengurus dokumen pengiriman ekspor untuk sebuah kontainer. Ekspor saat ini sudah semudah dan sesederhana mengisi selembar formulir yang ada, ekspor semudah mengirimkan barang via kurir. Dan ingat, ke depan hal ini akan semakin sederhana, semakin borderless !

Jika mindset kita sesederhana itu, maka tidak mustahil UMKM go ekspor akan disikapi dengan sesederhana sebuah toko online mengirimkan barang ke luar negeri dan sebaliknya. Mengapa harus dibuat susah ?

UMKM memang sudah saatnya "Goes Digital", agar mereka selalu update dengan kebutuhan pasar dan update dengan teknologi terkini. Mereka harus mulai akrab dengan eCommerce, eBanking, ePayment dan sebagainya. Hal ini sudah menjadi tuntutan global, tidak mengikuti perkembangan teknologi berarti bakalan tertinggal.


Komentar