Lesehan Nasi Ayam, Tak Kalah Dengan Angkringan Kucingan


Nasi Ayam Jl Imam Barjo Semarang
Nasi Ayam Asli Semarang

Jika di Solo terkenal dengan nasi liwet, maka di Semarang pun memiliki makanan yang sebelas dua belas dengan nasi liwet Solo, yaitu nasi ayam. Pastinya kedua makanan ini memiliki cita rasa yang berbeda, tetapi sama-sama menawarkan daya tarik makanan khas yang kuat, sebagaimana kuatnya daya tarik gudeg dari Yogyakarta.

Pastinya bagi yang ingin menikmati malam di Semarang, jangan lewatkan makan malam dengan menu nasi ayam di kota Semarang ini, sambil nongkrong membangun cerita bersama dengan orang-orang yang nongkrong bareng dengan kita. Ada banyak nasi ayam yang terkenal di Semarang, yang bisa anda dapatkan informasinya cukup dengan googling di smart phone anda.

Nasi Ayam Khas Semarang
Nasi Liwet Khas Solo
Saya menulis ini bukan untuk mempersandingkan nasi ayam dengan nasi liwet, tetapi ingin mempersandingkannya dengan warung angkringan yang saat ini merebak luar biasa. Saya ingin bahwa nasi ayam juga memiliki "sinar" yang terang seperti layaknya warung angkringan (kucingan) saat ini.

Bahkan kalo boleh jujur, nasi ayam ini dijual lebih murah dari nasi liwet meskipun pasti lebih mahal dari nasi kucing. Tetapi jangan salah, dari beberapa pengalaman, ketika hitungan terakhir saat bayar di kasir  makan nasi ayam lebih murah daripada nasi kucing karena banyak nasi kucing saat ini sudah dikemas dengan angkringan modern. Masa ayam mau dilawan kucing ?! HeHe

Angkringan Nasi Ayam

Meskipun banyak pedagang nasi ayam di Semarang, tetapi jumlahnya tidak sebanding dengan merebaknya angkringan nasi kucing yang bermunculan. Padahal jika digarap dengan serius, bisa jadi nasi ayam ini merupakan peluang bisnis yang menggiurkan. Misalnya:

Coba geser waktu jualannya pagi hari
 
Selama ini nasi ayam dijual pada malam hari, padahal peluang pasar di pagi hari (sarapan) bisa lebih menguntungkan daripada malam hari. Di saat orang tidak sempat memasak untuk sarapan, sudah menjadi tradisi di Semarang kalo pagi mencari sarapan untuk keluarga. Yang paling banyak ditemui saat sarapan adalah bubur ayam, bubur sayur, nasi gudeg, nasi liwet, nasi bungkus dan nasi kuning tetapi saya jarang melihat adalah sarapan nasi ayam.

Coba kombinasikan nasi ayam dengan minuman herbal

Yang kurang variasi di warung lesehan nasi ayam adalah minumannya. Saat ini minuman yang sedang trend adalah minuman herbal, seperti: wedang jahe, wedang uwuh, beras kencur, kunir asem dan temu lawak. Variasi minuman ini juga akan menjadi daya tarik tersendiri disamping nasi ayamnya.

Promosikan warung angkringan nasi ayam

Warung lesehan sudah habis masa berlakunya, sekarang ini yang ada dalam benak masyarakat adalah mencari warung angkringan. Hanya masalah judul warung saja, jadi warung nasi ayam bisa dikemas dengan nama warung angkringan nasi ayam. 

Kami yakin dengan bahwa nasi ayam masih memiliki tempat yang istimewa di hati masyarakat kota Semarang, demikian juga dengan masyarakat luar Semarang. Mereka pastinya akan merasa ada yang kurang ketika sampai di Semarang belum pernah mencoba nasi ayamnya.

Nasi Ayam Goes To Hotel

Perlu beberapa upaya dari pemerintah kota Semarang dalam menaikkan citra nasi ayam, misalnya himbauan kepada hotel untuk menyuguhkan nasi ayam sebagai menu sarapan di pagi hari selalu bubur ayam dan nasi goreng. Tamu-tamu luar kota tidak perlu bertanya-tanya dimana mendapatkan suguhan menu nasi ayam jika hotel sendiri sudah menyuguhkannya. 

Membuat tamu memiliki kepuasan berburu nasi ayam juga merupakan tantangan pariwisata Semarang, sebagaimana tantangan mencicipi berbagai macam lumpia dari beberapa brand lumpia terkenal di Semarang. Biarlah tamu yang memiliki waktu longgar, setelah mencicipi nasi ayam di hotel mereka penasaran dengan nasi ayam "yang sesungguhnya" sesuai pertimbagnan mereka sendiri. Inilah value pariwisata yang dicari, semakin mereka banyak meluangkan waktu di Semarang, semakin mereka banyak berbelanja di Semarang maka tujuan pariwisata itu berhasil adanya.

Bagaimana pun juga, daya tarik terbesar pariwisata adalah pada kulinernya.




Komentar