Ketemu Mas Soebiakto Priosoedarsono, Pakar Branding Paling Berpengalaman

Bersama Soebiakto Priosudarsono, Pakar Branding
Acara mewakili Kadin Jateng untuk menghadiri Workshop Pengembangan Koperasi dan UMKM di Wisma Perdamaian Semarang hari ini (Senin, 21 Maret 2016) membawa saya bertemu dengan pakar branding nasional yang sangat berpengalaman. Selama ini kami hanya komunikasi dengan chatting face book dan BBM, sampai akhirnya kami bisa bertemu langsung di acara ini.

Dalam acara ini Mas Bi (Soebiakto Priosudarsono) membawakan materi Komunal Branding (City Brand) terkait dengan branding OVOP (One Village One Product). Sebuah materi yang sangat penting bagi kabupaten dan kota di Jawa Tengah dalam membangun brand daerahnya.

Acara workshop ini dibuka langsung oleh Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo dengan nara sumber Ka DinKopUMKM Jawa Tengah - Ibu Gayatri Indah Cahyani, Ketua KSU Nira Satria Banyumas - Nartam Andrea Nusa dan Sang Praktisi Branding Berpengalaman - Soebiakto Priosudarsono.

Mengutip salah satu tanya jawab antara peserta workshop dengan Mas Bi:

Tanya: "Apa perbedaan antara brand, membangun opini dan pencitraan ?"

Jawab: "Brand dan pencitraan adalah sama-sama membangun opini, perbedaannya brand dibangun berdasarkan kompetensi, sementara pencitraan tidak dibangun berdasarkan kompetensi."


Disampaikan juga dalam workshop ini bahwa membangun brand komunal harus berdasarkan akar budaya setempat. Budaya yang dimaksudkan di sini adalah cara hidup dari masyarakat setempat. Bagaimana akar budaya yang melekat dengan keseharian kita lah yang akan dipergunakan sebagai pertimbangan membangun sebuah produk yang akan dijadikan lokomotif dalam membangun brand komunal.

Dalam hal ini, kuliner khas daerah memiliki kans yang lebih besar dibandingkan dengan produk kerajinan khas daerah, karena produk khas kuliner melekat dalam budaya (ritual) harian masyarakat setempat.

 Dokumentasi Workshop Pengembangan KUMKM

Acara yang dihadiiri oleh SKPD terkait pembinaan UMKM dari seluruh kabupaten/kota di Jawa Tengah diharapkan mampu memberikan ide segar dalam mempromosikan dan membangun brand produk unggulan daerah. Dihadirkannya pakar branding seperti Mas Bi adalah untuk memberikan masukan dan penyegaran bagaimana daerah perlu membangun sebuah brand, sebuah magnet yang mampu menghadirkan kunjungan dari orang-orang dari luar daerah untuk sebuah alasan tertentu.

Pembangunan brand komunal ini perlu direncanakan dan disikapi secara serius agar program OVOP ini benar-benar bisa membuahkan hasil yang nyata, bukan sekedar slogan. 









Kami menbayangkan betapa akan jadi lain hasilnya jika yang menjadi audiens dalam workshop branding komunal ini adalah kepala daerah (Bupati dan Walikota). Karena untuk keputusan ini memang di level kepala daerah lah yang menentukan. Tetapi kami dari Kadin Jateng siap menjembatani keinginan daerah untuk membangun komunal brand (city brand) dengan Mas Bi di masa mendatang.




Komentar