Antara Rakyat, Kreatif & Ekonomi

 

Sudah sering kita mendengar istilah Ekonomi Kerakyatan dan Ekonomi Kreatif, tapi konsep dari keduanya justru tidak pernah kita pahami karena tidak pernah digelar dengan jernih. Sesungguhnya kedua konsep tersebut di atas adalah konsep yang dahsyat dalam membangun ekonomi Indonesia jika memang konsepnya seperti apa yang kami pikirkan.

Ekonomi kerakyatan bagi kami adalah sebuah sistem ekonomi yang berfokus pada pemberdayaan potensi rakyat dalam menyikapi kebutuhan pasar, yang tentunya di dalamnya mengandung unsur kreativitas dan inovasi. Kondisi ini sebenarnya bisa disederhanakan dengan sebagai kewirausahaan untuk rakyat dimana rakyat diajarkan menuju kemandirian usaha dan memiliki daya saing yang tinggi.

Pilar utama ekonomi adalah kewirausahaan dari skala terkecil dalam masyarakat, atau lebih dikenal dengan skala UMKM. Semakin banyak wirausahawan di Indonesia maka semakin banyak kita menancapkan pilar-pilar konstruksi ekonomi yang kuat di negara ini. Bukan hanya sekadar UMKM yang lahir karena program pemerintah, tetapi UMKM yang lahir karena kreativiitas dan inovasi, UMKM yang lahir karena kemandirian mereka sendiri.

Apakah Benar Ekonomi Kerakyatan Sudah Berjalan ?

Ekonomi kerakyatan yang saat ini diteriakkan oleh pemerintah justru dikaburkan dengan beberapa kebijakan yang seolah "memihak ekonomi rakyat" tetapi justru menyulitkan tumbuhnya kewirausahaan di kalangan masyarakat. Misalnya: Penetapan UMK sering tidak mempertimbangkan kemampuan usaha skala mikro kecil dalam mengakomodasi kebijakan tersebut. UMKM justru saat ini menghadapi kendala dengan tingginya upah karyawan dan buruh, belum lagi masalah "turn over" yang tinggi karena masalah kesetaraan upah.

Keluhan dari UMKM kami yang paling banyak adalah sulitnya mencari tenaga kerja, karena tingginya upah yang diminta oleh pekerja akibat acuan UMK dari pemerintah.  Mengapa ketentuan upah ini tidak diserahkan kepada mekanisme pasar tenaga kerja saja ? Agar tenaga kerja dan buruh pun memiliki tuntutan untuk meningkatkan kualifikasi, ketrampilan dan produktivitasnya, tidak dimanjakan oleh peraturan dan regulasi dari pemerintah.

Belum lagi penerapan pajak bagi UMKM yang belum ditinjau apakah sudah tepat dengan penerapan 1% dari omzet. Lantas bagaimana jika ada jenis usaha atau jenis produk yang memang tidak memungkinkan pengambilan keuntungan yang besar seperti produk-produk primer ? Mengapa banyak UMKM yang cenderung "takut" dengan ketentuan pajak ini. Bukankah pajak diberlakukan tidak untuk membuat wajib pajak takut, tetapi justru untuk menggugah kesadaran mereka untuk berkontribusi dalam pembangunan ? Semua perlu kajian lebih dalam dan perlu mendengarkan langsung dari level terbawah.

Masalah kredit usaha yang "masih" terasa sulit diakses oleh usaha kecil juga menjadi warna dalam permasalahan kewirausahaan di Indonesia. Bukan masalah berapa bunga pinjamannya, tetapi bagaimana mengakses kredit tersebut. Semoga dengan keberadaan OJK saat ini, masalah tersebut sedikit terbantu.

The Show Must Go On

Sebagaimana tugas kami untuk terus membina dan mengembangkan UMKM di Jawa Tengah, kami juga bertugas untuk mengembangkan kewirausahaan baru di Jawa Tengah. Apa pun masalah yang ada di depan kami harus kami sikapi dengan kreatif dan bijaksana agar tujuan kami tetap terlaksana  untuk membangun UMKM yang mandiri dan mampu berdaya saing global.

Rumah UMKM tidak hanya berhenti pada konsultasi bisnis, tetapi juga terus mengembangkan jaringan pemasaran baik dalam dan luar negeri. Promosi produk UMKM Jawa Tengah menjadi agenda harian kami, terutama produk yang memang sudah layak untuk dipromosikan. Kami terus bersinergi dengan dinas terkait baik tingkat nasional, provinsi maupun kabupaten/kota di Jawa Tengah.

GetAsean.Com yang sejatinya merupakan "bilik belanja" dari Rumah UMKM juga senantiasa kami sosialisasi kepada UMKM dan pelaku usaha di Jawa Tengah. Kami butuhkan kesadaran mereka untuk aktif mempromosikan produk mereka melalui GetAsean.Com agar kami memiliki semacam "katalog" produk Jawa Tengah di GetAsean.Com. Dengan katalog ini kami bisa lebih mudah dalam mempromosikan kepada buyer di luar negeri. 

Kegiatan-kegiatan motivasi kewirausahaan juga kami lakukan baik tingkat perguruan tinggi maupun tingkat kelurahan. Bagaimana mereka melihat potensi diri dan daerahnya merupakan fokus utama kami, untuk selanjutnya kami pertemukan dengan peluang pasar yang ada. Bahwa produk harus memenuhi strandar kualitas tertentu juga menjadi muatan dasar dalam setiap pembinaan.

Bahkan dalam perjalanan pembinaan UMKM kami ini kami tidak tahu apakah sudah selaras dengan apa yang dinamakan ekonomi kerakyatan itu sendiri atau mungkin kami memiliki jalur kami sendiri, kami tidak tahu, konsentrasi kami saat ini program kami ini harus tetap berjalan dan memberikan manfaat bagi UMKM dan masyarakat yang ini berwirausaha.









Komentar