Basis Produksi ? Siapa Jendralnya ?

Selalu Sulit Menyatukan Ego Bisnis Para Pelaku UMKM


Ketika kualitas sudah memenuhi permintaan pasar, maka seringkali UMKM terbentuk dengan masalah kapasitas produksi dan permodalan usaha. Memberikan pemahaman membangun brand yang terlalu dini kepada UMKM ternyata justru membentuk ego sectoral dari masing-masing UMKM untuk lebih individualistis. Bagi UMKM yang telah mapan finansial dan mapan pemasaran, mungkin hal ini tidak terlalu menjadi permasalahan tetapi bagi start up dan yang belum mampu, ego sectoral ini menyulitkan kami ketika ada permintaan pasar yang menuntut kuantitas yang melebihi kemampuan mereka.

Sesungguhnya para pendiri negara ini sudah mampu melihat suatu sistem ekonomi yang luar biasa, yaitu koperasi, sayang pelaksanaan dan pemanfaatannya belum maksimal karena kendala SDM dan manajemen pengelolaan yang masih tradisional.

Main keroyokan tetapi sesuai porsi kemampuan, itulah yang ingin kita temui dalam pembinaan UMKM di Jawa Tengah ini, keroyokannya melalui manajemen koperasi yang profesional dan modern.

Membangun Basis Produksi

Tujuan MEA adalah membangun basis produksi dan basis pasar,  yang ternyata solusi yang kita lakukan untuk masalah ini masih kedodoran karena pemberdayaan koperasi masih kurang optimal. Seolah koperasi dirasa kurang menarik bagi sementara orang, kurang bergengsi. Tetapi jika melongok sebuah koperasi di Pekalongan, yaitu KOSPIN JASA yang assetnya telah mencapai trrilyunan pasti orang akan berpikir lain.

Koperasi diharapkan bisa mewadahi perorangan dan kelompok usaha yang selaras visi-nya dalam mengembangkan usaha bersama untuk kepentingan bersama. Pembenahan sistem manajemen pengelolaan yang profesional dan modern sudah merupakan sebuah keharusan, dan koperasi harus mampu membangun sistem standarisasi kualitas produk yang berkelas global.

Diharapkan dengan adanya koperasi ini, permasalahan kapasitas dan kontinuitas produksi bisa dipecahkan. Misalnya permasalahan produk carica di Wonosobo yang kesulitan menembus distribusi nasional karena permasalahan kapasitas dan standarisasi kualitas. Setiap brand memiliki cita rasanya sendiri-sendiri sementara kapasitas dan kontinuitas supply mereka tidak bisa memenuhi kuota dari distributor nasional.

Sebenarnya produk UMKM banyak yang memiliki keunikan dan kekhasan tersendiri, dan hal ini merupakan kekuatan untuk menembus pasar. Tetapi unik saja tidak cukup ketika yang dihadapi adalah pasar global, produk tersebut butuh batas kapasitas tertentu dan juga butuh kontinuitas supply yang selalu menjadi permasalahan utama produk hasil agro.

Bagaimana Membangun Daya Tarik Koperasi ?

Sejak awal kami bermimpi bahwa koperasi unit desa yang telah ada bisa menjadi solusi produksi dan solusi pasar bagi UMKM di wilayahnya. Dengan mampu menjawab permasalahan bahwa koperasi  merupakan "pembeli" produk UMKM di daerahnya saja, pasti sudah menjadi daya tarik yang luar biasa. Tentunya koperasi semacam ini membutuhkan sistem manajemen pengelolaan yang baik dan memiliki jaringan pemasaran yang memadai.

Dengan menjadi pasar, maka langkah selanjutnya koperasi tersebut secara otomatis akan menjadi basis produksi karena produsen serupa di suatu daerah akan mempercayakan pemasarannya kepada koperasi tersebut.

Fokus membangun koperasi bukan pada pemberian modalnya, tetapi kepada bagaimana seleksi SDM yang mengelolanya. Pemerintah bisa memberikan bantuan "template" sistem manajemen yang baik dan benar untuk diadaptasikan pada pengelolaan koperasi di daerah-daerah. Dengan SDM yang memadai dan sistem manajemen yang benar, maka pemberian bantuan modal kepada koperasi tidak menjadi percuma karena akan terjamin pengelolaannya.

Bantuan pemerintah yang lain adalah membangun jaringan antar koperasi tersebut disamping membangun jaringan pemasarannya. Dengan beberapa pilot project yang sukses, tentunya koperasi akan menjadi magnet bagi semua pihak, baik pencari supply maupun UMKM di daerah tersebut yang ingin memasarkan produknya. Pelatihan-pelatihan produksi dan manajemen produksi pun bisa diselenggarakan oleh koperasi-koperasi di daerah.

Demikian adalah ide-ide kasar kami ketika mencermati permasalahan di lapangan, semoga ada dari beberapa ide kami ini yang bermanfaat dan dapat direalisasikan.





Komentar