FGD Roadmap Industri Agro Unggulan Jawa Tengah

Forum Group Discussion (FGD) Roadmap Industri Agro Unggulan Jawa Tengah berlangsung hari ini di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Tengah jam 13.00 sampai dengan 16.30. Pada kesempatan ini diskusi difokuskan untuk mendapatkan masukan dari seluruh daerah dan asosiasi mengenai permasalah pengembangan industri mebel dan perikanan. FGD ini dipimpin langsung oleh Ibu Ratna Kawuri, KaBid Industri Agro dan Hasil Hutan Disperindag Provinsi Jawa Tengah.

Masukan dari para praktisi dan pelaku usaha sangat dibutuhkan untuk pengembangan roadmap industri agro unggulan Jawa Tengah. Masukan yang applicable dari para praktisi memberikan gambaran detail dan riil dari kondisi terkini di lapangan.





Sesi pertama diskusi hari ini memang untuk mengumpulkan data identifikasi permasalahan di lapangan sebelum dilakukan analisa SWOT. Untuk diskusi mendapat diharapkan hasil analisa bisa dipaparkan oleh team untuk menentukan solusi dan roadmap yang sesuai dengan kondisi di lapangan.

Secara umum dari kami mengusulkan adanya bantuan dari pemerintah untuk membantu pelaku usaha dengan riset pasar untuk industri mebel dan perikanan. Riset ini akan berarti banyak dalam pengembangan desain mebel dan penentuan strategi pemasarannya selanjutnya.

Masalah teknologi juga menjadi sorotan kami, karena secara umum IKM mebel dan pengolahan perikanan di Jawa Tengah masih sangat sederhana teknologinya sehingga sering terkendala dalam standard kualitas. Teknologi pengolahan ini juga berpengaruh terhadap upaya peningkatan kapasitas. 

Ketersediaan bahan baku juga menjadi hambatan dalam memberikan jaminan kontinuitas supply. Untuk perikanan, potensi perikanan di Jawa Tengah masih cukup memadai tetapi optimalisasi produksi (eksplorasi) yang belum digarap dengan baik. 

Masalah SDM juga memberikan andil yang tidak kalah penting dalam permasalahan, terutama terkait dengan tingkat produktivitasnya. 

Memang kondisi Indonesia saat ini menghadapi "high cost" dalam bidang produksi karena besarnya biaya perolehan bahan baku, proses yang belum efisien dan efektif karena masalah teknologi,  besarnya biaya perijinan dan sertifikasi yang menjadi persyaratan, SDM yang kurang produktif dan mahalnya akses permodalan.

Dalam pemasaran, seperti telah disebutkan di atas, lemahnya riset pemasaran membuat pelaku usaha (produsen) membuat upaya-upaya desain dan pengembangan yang tidak sesuai dengan kebutuhan pasar. Kondisi ini memperlemah daya saing produk unggulan Indonesia dalam perdagangan internasional.


Komentar