Keliling Kampung, Melihat Potensi.

Keliling Kampung, Melihat Potensi.

Di Era Digital, Di Kampung pun Berpeluang Berkembang.

Jika dulu banyak generasi muda dari kampung berusaha pergi ke kota untuk mencari pekerjaan maka di era digital hal tersebut tidak perlu lagi. Berbisnis dari kampung pun sama bagusnya dengan di kota, selama sarana internet dan logistik sampai di daerah tersebut.

Dengan sumber daya yang dimiliki serta SDM yang relatif lebih murah, memulai usaha produksi di kampung justru sangat menguntungkan. Keleluasaan dalam melakukan pemasaran dengan cara digital tidak mengharuskan produsen harus membuka kantor di kota besar, cukup bisa mereka lakukan di kampung.

Kenyataan ini sering saya lihat ketika selama bertahun-tahun menjadi juri Pangan Award di Jawa Tengah. Saya melihat banyak pelaku UMKM yang yang sukses justru datang dari kota kecil, seperti: Wonosobo, Salatiga, Cilacap dan sebagainya. Bagi yang telah mengenal dan memanfaatkan digital marketing maka lokasi usaha mereka sudah tidak menjadi masalah lagi, meskipun harus berada di tengah kampung, selama logistik dan internet masih menjangkau mereka.

Berkliling dari satu kabupaten ke kabupaten yang memberikan peluang bagi saya untuk melihat potensi-potensi di beberapa daerah bagi potensi produk lokal maupun potensi pariwisatanya. Potensi para wisata sangat penting dalam mendukung promosi produk-produk lokal. Pariwisata saat ini seolah menjadi kebutuhan sekunder bagi masyarakat, ketika dengan teknologi digital masyarakat mampu memesan tiket transportasi dan hotel hanya dengan melalui applikasi di smartphone.

Munculnya fenomena gojek dan grab dalam pemasaran kuliner juga membuka peluang baru bagi perkembangan bisnis UMKM, yang semuanya mengarahkan kepada kesimpulan bahwa usaha di kampung pun sama potensialnya dengan memiliki usaha di kota besar.

Beda Kampung, Beda Potensi.

Setiap kampung memiliki potensi berbeda, terutama ditentukan oleh kemampuan dan ketrampilan dari SDM yang berbeda. Kampung-kampung yang memiliki sumber daya alam dan sumber daya manusia yang merata mampu menghadirkan sentra-sentra produksi, sementra kampung yang didominasi oleh pegawai dan karyawan bisa diarahkan untuk pembukaan pasar bagi produk-produk dari kampung sekitaranya.

Pengenalan potensi sumber daya alam dan SDM sangat penting dalam pembangunan ekonomi di pedesaan. Dengan SDM yang mandiri dan terampil mereka akan mampu menghadirkan produk-produk lokal yang potensial untuk dikembangkan, fasilitasi yang bisa dilakukan oleh pemerintah adalah pelatihan SDM untuk peningkatan ketrampilan dan juga dukungan legalitas usaha serta bantuan sarana dan prasarana yang memadai.

Sentra-sentra yang dibangun oleh pemerintah sebagai program banyak yang mengalami kegagalan karena tidak berdasarkan pengenalan potensi daya alam dan SDM di daerah tersebut. Bukan berdasarkan potensi, tetapi cenderung menjalankan instruksi dari pemerintah. Hal ini perlu sekali untuk dikoreksi karena seolah pemerintah mendikte apa yang mesti dilakukan oleh masyarakat.

Setiap daerah harus dibangun dengan konsep wisata, yang membuka peluang untuk menyerap pengunjung datang ke daerah tesebut. Tidak harus memiliki potensi wisata alam, melainkan bisa dikembangkan wisata edukasi, wisata kuliner maupun wisata yang lain yang merupakan buah kreativtias dari daerah masing-masing. Tugas pemerintah adalah mendukung saran dan prasarana fisik yang mendukungnya, seperti jalan masuk yang berkualitas, kebersihan dan penataan yang berkonsep wisata. Konsep wisata ini yang nanti bisa membantu mendorong berkembangnya usaha di daerah, serta berkembangnya produk lokal daerah tersebut.

Saat ini konsep wisata telah bergeser kepada keterlibatan, edukasi-edukasi vokasi sangat diminati, kuliner khas, tradisional dan unik dari suatu daerah pun menjadi tujuan wisata. Dengan fakta ini maka peluang usaha di daerah sangat terbuka.

Jika sebelumnya eksplorasi properti yang liar kurang ditata oleh pemerintah, mulai saat ini pengembangan properti dan perumahan harus taat dengan konsep wisata dan estetika serta konservasi sumber daya alam. Eksplorasi properti saat ini seringkali merusak konsep-konsep wisata seharusnya bisa dibangun di suatu daerah, misalnya di areal persawahan yang seharusnya bisa disulap dari area wisata desa justru didirikan perumahan yang merusak pemandangan.

Dari kegiatan berkeliling di setiap kota dan kabupaten dalam pengembangan dan pembinaan UMKM di Jawa Tengah ini, setidaknya saya melihat bahwa sangat banyak potensi yang bisa dikembangkan, dan setiap daerah memiliki potensi dan kekhasan sendiri dan jusru hal ini yang nantinya akan membangun daya tarik yang luar biasa dalam pariwisata dan pengembangan produk lokal.

Beberapa daerah seperti Malang di Jawa Timur dan Yogyakarta terlihat telah melihat potensi-potensi ini, sementara di Jawa Tengah di Kabupaten Magelang terlihat mulai berkembang konsep-konsep desa wisata di daerah sekitar Borobudur. Semoga hal ini semakin meluas di daerah-daerah lain di Jawa Tengah. Sukses!




Komentar