Leisure & Digital - Saatnya UMKM Menyesuaikan Konsep Bisnisnya ke Arah Tersebut.

Leisure & Digital - Saatnya UMKM Menyesuaikan Konsep Bisnisnya ke Arah Tersebut.
Sabtu ini saya berkesempatan ngobrol dengan Cak Samsul Hadi, tokoh penggiat UMKM nasional yang berasal dari Surabaya karena Sabtu ini saya berada di Surabaya. Kota Surabaya saat ini memang bekembang menjadi kota modern, terutama di sisi barat yaitu di daerah Pakuwon.

Beberapa hari saya sempatkan untuk mengamati hal-hal baru di Surabaya mulai dari sisi selatan, barat sampai dengan pusat kota sebelum bertemu dengan Cak Samsul Hadi agar punya materi untuk dibicarakan, materi yang aktual! 

Di Surabaya, pasar sudah sedemikian cepat perubahannya, outlet modern dan promosi digital dengan menggunakan media social terutama instagram. Penjual dan pembeli tidak perlu harus ketemu langsung (tatap muka), mereka sudah mulai mempercayai pesan WA atau pesan via media social, sebagaimana saat kami menyewa sebuah kamar di apartemen di Orchard Tanglin Mansion Pakuwon Surabaya yang transaksinya hanya melalui WA dan transfer tanpa saya harus kenal sapa pemiliknya, high trust communication.

Inilah yang terjadi saat ini, UMKM harus bisa mengadopsi perkembangan modernisasi ini. Mall berkembang menjadi tujuan wisata masyarakat kota, kadang mereka tidak hanya datang ke mall untuk berbelanja melainkan sekedar untuk wisata kuliner dan networking. Beberapa outlet kuliner terkenal pun mulai berpikir untuk memiliki outlet yang representatif di Mall, karena mereka paham bahwa masyarakat di hari libur banyak menghabiskan waktu di mall sekedar untuk leisure (rekreasi). 

Black Canyon Coffee, Tunjungan Plaza 3 Surabaya.
Pada akhrinya bisa ketemu juga dengan Cak Samsul Hadi dari LUNAS setelah janji di hari pertama meleset dan demikian pula hari kedua juga meleset, kami sama-sama mobile dan beliau ada kesibukan pelatihan di Surabaya. Hari Sabtu ini akhirnya kami ketemu di Black Canyon Coffee untuk ngobrol santai mengenai potensi pemasaran dan prospek pemasaran UMKM. Meskipun Jawa Tengah masih terbilang konvensional namun pada akhirnya Jawa Tengah akan mendapatkan giliran untuk dipaksa modern seperti yang terjadi di Surabaya ini. 

Acuan Surabaya adalah konsep Singapore, terutama untuk Surabaya bagian barat yang sudah mulai bersolek menjadi modern city seperti Singapore. Saya belajar dari sini, dan saya diskusikan dengan Cak Samsul Hadi bagaimana kita mesti bersikap dan menyesuaikan pembinaan UMKM kita sesuai perkembangan yang terjadi saat ini. Bahwa konsep pemasaran harus menuju ke arah leisure dan digital sepertinya sudah menjadi tuntutan bagi seluruh pelaku usaha.

Leisure bisa diartikan bahwa bisnis harus bisa memberikan nilai rekreasi juga kepada pelakunya, mereka butuh "pengalaman" lain dari apa yang telah mereka alami saat ini. Jika mereka membeli produk UMKM, jangan-jangan adalah karena trend "adventure" dari para konsumen untuk mencari pengalaman baru. Hal ini perlu dicermati oleh pelaku UMKM. Pelaku UMKM harus mempu membuat package produk yang memberikan "tantangan" baru bagi calon konsumen, tetapi harus tetap fokus pada kualitas produk. 

Misalnya saat ini, bagaimana minuman dawet saja bisa "naik" mall, tetapi pastinya dengan dandanan yang berbeda daripada dawet pinggir jalan. Minuman teh datang dengan berbagai varian dan inovasinya, sedemikian halnya dengan kopi. Yang saya lihat di sini adalah banyak makanan tradisional (baik tradisional Indonesia maupun dari Jepang, Korea dan China) yang hadir dengan dandanan yang modern baik dalam penyajian dan pelayanannya. Inilah yang harus dicermati oleh para pelaku UMKM, baik di Jawa Timur maupun di Jawa Tengah yang nantinya pasti akan ketemu dengan gelombang pemasaran modern ini.

Kemudian masalah digitalisasi, inilah kebutuhan yang harus segera dipenuhi oleh pelaku UMKM. Jangan sampai saat ini para pelaku UMKM tidak kenal yang namanya social media, karena media ini adalah media terkini dan masa depan untuk melakukan promosi dan pemasaran. Ada facebook, instagram, YouTube, LinkedIn dan sebagainya. Mereka harus akrab dengan media ini agar mereka bisa melakukan promosi dan pemasaran dengan leluasa.

Meskipun obrolan kami tidak cukup lama, namun hal tersebut di atas cukup mendominasi apa yang perlu kami bicarakan saat bertemu selain satu hal baru yang perlu segera kami bedah bersama yaitu: Human Entrepreneurship! Yang akan saya coba bedah selanjutnya.









 


Komentar