Tips UKM Go Export.

Tips UKM Go Export.
Nilai tukar rupiah merosot dan kita tidak mungkin mengharapkan BI untuk terus-menerus melakukan intervensi terhadap nilai tukar rupiah. Bisa dikatakan bahwa kita saat ini butuh "dollar" dari pasar luar negeri, dan hal itu mengarahkan kita untuk meningkatkan volume dan nilai ekspor Indonesia.

Jumlah UMKM yang mencapai puluhan juga, atau disebutkan mencapai 57 juta setidaknya bisa diarahkan untuk menembus pasar ekspor dan ikut serta dalam meningkatkan volume ekspo Indonesia. Pasti tidak akan 100% semua UMKM kita bisa ekspor, namun jika ada 5% saja dari jumlah tersebut maka sudah cukup untuk membantu.

Tahun lalu kami gencar meng-kampanye-kan "UKM Go Export." dengan tujuan yang sama agar UMKM mulai mengenal pasar ekspor dan mulai mencobanya meskipun dengan scala yang kecil, bukan kontaineran. Bahkan kami juga ajarkan kepada UMKM bahwa untuk menyiasati kendala bahasa, kami juga menyarankan mereka membidik pasar TIKI dan diaspora di luar negeri. 

Beberapa di antara UMKM sudah ada yang berhasil melakukannya, apalagi saat ini mereka telah didukung oleh teknologi informasi yang mudah dan murah. Nah, untuk mengingatkan pelaku UMKM untuk mulai berorientasi ekspor, bersama ini ada beberapa tips yang bisa dilakukan oleh pelaku UMKM untuk mulai melirik pasar ekspor:

1) Pastikan produk anda telah siap untuk dipromosikan ke luar negeri.

Cek produk Anda: 
  • Apakah legalitas produk anda sudah lengkap? Untuk produk makanan, jika produk anda belum memiliki ijin MD dari BPOM sebaiknya PIRT anda dilengkapi dengan MSDS (Material Safety Data Sheets) dan CoA (Certificate of Analysis).
  • Saat ini sertifikat halal sangat penting bagi produk makanan yang diekspor maupun mau diimpor.
  • Untuk produk non food, terutama produk kerajinan dari kayu perhatikan legalitas-legalitas yang harus dimiliki seperti SVLK dan sebagainya.
  • Apakah kualitas produk anda sudah memenuhi kriteria ekspor? Apakah perusahaan anda sudah memiliki sistem manajemen mutu dan SOP yang bisa menjamin konsistensi kualitas?
  • Apakah produksi anda sudah mampu memenuhi kapasitas ekspor? Dan bagaimana konsistensinya termasuk supply bahan bakunya?
2) Siapkan perhitungan harga ekspor dengan sangat masak. 


Termasuk nilai discount yang disediakan untuk ruang negosiasi. Pahami benar bagaimana menghitung harga ekspor lengkap dengan incoterm-incotermnya.


3) Siapkah finansial anda? Apakah keuangan cukup sehat untuk menyiapkan proses ekspor?


4) Sisi pemasaran. Siapkan team pemasaran yang memahami produk anda dengan detail dan benar, termasuk juga memahami pasar yang akan dibidik. Buatlah marketing tool yang mudah menjangkau dan mudah dipahami oleh customer anda. 


5) Bersiaplah menjadi fleksibel. Banyak pasar yang membutuhkan strategi bisnis yang berbeda dari strategi lokal. Cari banyak referensi dan lakukan survey pasar dengan baik.


6) Networking, networking, networking. Carilah kontak pihak yang ingin membantu UKM. Carilah kontak pihak yang akan mendukung proyek Anda. Mungkin Anda juga dapat bekerja sama dengan bisnis lain untuk mengekspor bersama agar level risiko turun. Rencanakan perjalanan ke negara target ekspor untuk survei dan berkenalan dengan kontak negara tersebut. 


7) Demokratisasi teknologi membuka kesempatan menjual produk secara online atau melakukan aktivitas digital marketing. Meeting tak perlu dilakukan face to face. Pembayaran pun bisa digital. Ada banyak data menarik tentang penggunaan Internet. Coba cek negara dengan kecepatan Internet tercepat, search engine dan social media platform mana yang paling banyak dipakai negara target ekspor, jumlah persentase rakyat suatu negara yang online, ukuran pasar online, dsb.
  1. Contoh data yang dapat membantu Anda: Korea Selatan memiliki kecepatan Internet paling tinggi, sehingga populasi di negara ini paling mudah membeli secara online. Australia adalah negara dengan persentasi online terbesar, sehingga pasar digitalnya juga memiliki target terbesar. Selain itu, bahasa pengantar Australia adalah Inggris.
  2. Gunakan program yang disediakan pemerintah untuk membantu Anda mengecek kelayakan UKM Anda mulai ekspor, meriset pasar baru, dan membantu Anda berhubungan dengan pasar baru. Kementerian Perdagangan memiliki kantor perwakilan perdagangan di luar negeri seperti ITPC (Indonesian Trade Promotion Center) dan Atase Perdagangan (Atdag) di berbagai negara di tiap benua. Coba mengontak mereka.
Dalam era teknolgi digital, mencari pasar ekspor tidak sesulit jaman dahulu ketika belum ada social media. Hampir semua pihak terkoneksi satu dengan yang lainnya, bagi siapa saja yang bisa memanfaatkan jaringan digital tersebut maka dia akan meraih keuntungan. Perlu saya tekankan sekali lagi, tugas utama dari produsen adalah menyajikan produk yang "no complain" alias sesuai dengan keinginan customer, jika produk anda berkualtias dan anda menguasai digital marketing maka tidak akan sulit untuk memasarkan produk anda. Sukses!

Komentar