UMKM dan Permasalahannya.

UMKM dan Permasalahannya.
Ajang UKM Pangan Award 2018 ini benar-benar kami manfaatkan untuk menegaskan berbagai masalah yang dihadapi oleh usaha skala UMKM, bahkan ketika UMKM itu adalah adalah andalah dari setiap kota dan kabupatennya. Datang dan bertemu langsung dengan mereka dan selanjutnya melakukan kuisioner, maka kita akan banyak mendapatkan penegasan-penegasan dari apa yang selama ini diyakini sebagai permasalahan yang selalu hadir di UMKM.

Bisa berdialog langsung dengan para pelaku UMKM di daerah adalah sebuah keuntungan dari kami untuk bisa mengukur apa yang sebenarnya dibutuhkan oleh mereka saat ini, mulai dari bagaimana mereka bisa mendapatkan fasilitas pendampingan dan konsultasi bisnis, bagaimana mereka bisa membangun jejaring usaha yang kondusif dan bagaimana mereka dibantu dalam kemudahan mendapatkan ijin usaha yang dibutuhkan.

Hal-hal tersebut di atas adalah hal yang sangat penting, atau dengan kata lain tahu dimana mereka harus bertanya sebelum merembet ke arah modal berbunga ringan dan akses pemasaran, dan juga memperkenalkan mereka dengan teknologi dan manajemen usaha yang sesuai dengan skala usaha mereka.

Soal semangat kewirausahaan, kami melihat mereka tidak perlu diragukan lagi mengingat usaha mereka adalah tulang punggung kehidupan keluarga mereka. Hanya saja perlu diarahkan lagi bahwa usaha merka sudah tidak lagi untuk survive, tetapi harus bisa lebih berkembang dan memberikan kesempatan kerja bagi masyarakat sekitar dan pihak-pihak yang terlibat dalam bisnis mereka.

Masalah Kemasan Produk Masih Sangat Dominan.

Beberapa UMKM di daerah kota dan kabupaten memiliki kelemahan di sisi kemasan produk, padahal produk mereka adalah makanan khas di daerahnya dan sangat potensial untuk dikembangkan. Ketika kami tanyakan, mereka mengatakan bahwa  mereka kesuilitan dalam akses desain kemasan dan produsen kemasan meskipun di Sragen pun kami juga telah melihat ada UMKM yang sudah memiliki kemasan yang bagus.

Di Kota Solo yang nota bene akses ke arah desain dan produk kemasan yang lebih terbuka saja, masih banyak UMKM-nya yang kemasannya masih kurang menjual apalagi di daerah seperi Kabupaten Tegal, Kabupaten Brebes, Kota Tegal dan yang lainnya. Yang dibutuhkan oleh UMKM di sini adalah informasi dan akses informasi yang harus ditindaklanjuti oleh dinas terkait di daerahnya.

UMKM peserta UKM Pangan Award ini secara finansial mampu dan memiliki kemauan yang kuat untuk berkembang, sehingga dinas terkait perlu melakukan pendampingan yang intensif dalam hal desain dan mutu kemasan. Kami melihat bahwa dinas yang aktif dalam pembinaan UMKM seperti Wonosobo, memiliki UMKM yang sudah sadar kemasan yang menarik.

Teknologi dan Manajemen Sudah Menjadi Keharusan.

Seringkali kami harus menghadapi kenyataan bahwa banyak produk UMKM kita ternyata harganya justru lebih mahal dari produk industri, sehingga daya saingnya lemah dan ketika kami diskusi dengan para pelaku UMKM adalah karena mereka masih melakukan produksi dengan cara manual dan manajemen usaha yang masih belum rapi.

Pasar sejak awal berharap bahwa produk UMKM pasti lebih murah dibandingkan dengan produk industri dan tentunya produk UMKM lebih khas dan unik, namun ketika pasar dihadapkan kenyataan yang berbeda maka pada akhirnya lebih memilih produk industri yang  mereka anggap lebih aman.

Beberapa UMKM telah menyadari hal ini dan mulai merencanakan pembelian mesin produksi yang bisa menghemat tenaga kerja manusia sehingga bisa menekan biaya upah yang semakin lama semakin dominan dalam struktur harga. Dengan teknologi juga, UMKM akan diuntungkan dengan tingkat efisiensi yang lebih baik disamping produktivitas yang lebih tinggi.

Manajemen juga sangat berperan dalam membangun tingkat efisiensi dan produktivitas yang lebih baik, sehingga pengenalan manajemen usaha dasar perlu sejak dini dikenalkan kepada para pelaku UMKM.

Semoga dengan ajang UKM Pangan Award ini, setahap demi setahap kami bisa membantu kurasi produk bagi UMKM-UMKM di daerah. Sukses!
 

Komentar