Berita Dari Senegal : Senegal Ingin Belajar Swasembada Pangan dari Indonesia

Performance ekonomi Indonesia saat ini berada pada peringkat ke-3 di Asia dan ke-16 dunia tahun 2016 dengan GDP US$ 940 billion, penduduk terbesar ke-4 dunia, masuk dalam Group- 20, dan negara demokras terbesar ke-3 dunia. Indonesia pernah mengalami masa kejayaan pada tahun 1982 setelah berhasilber swasembada beras. Pernyataan tersebut disampaikan oleh Dubes RI Dakar, Mansyur Pangeran, ketika bertemu dengan jajaran Komisi Nasional Pembangunan dan Eksploitasi Tanah Delta, Sungai dan Lembah Senegal (SAED) di Saint Louis, Senegal, 29 Maret 2017.

Pertemuan dengan SAED
Pertemuan tersebut merupakan rangkaian dari roadshow promosi ekonomi yang dicanangkan oleh Dubes Mansyur Pangeran sejak tiba di Senegal pada bulan Maret 2017. Dalam pertemuannya dengan Dirjen SAED, Mr. Samba Kante, Dubes Mansyur Pangeran menyampaikan kiranya Indonesia dapat berbagi pengalaman di bidang pertanian khususnya mengenai padi/beras. Kiranya prestasi Indonesia tersebut dapat dijadikan sharing experience oleh Senegal dalam mencapai swasembada pangan.

Kunjungan kerja ke Saint Louis dalam rangka penjajakan kerjasama sektor pertanian adalah tepat sasaran karena program swasembada pangan Senegal yang dicanangkan oleh Presiden Macky Sall menitik beratkan pada Provinsi Saint Louis, dimana 70% dari total target produksi nasional (sebesar 1.4 juta ton per tahun) berasal dari provinsi tersebut.

Sementara itu, Dirjen SAED Mr. Samba Kante mengharapkan agar Indonesia dapat memberikan sharing best practices karena Senegal menargetkan pencapaian swasembada pangan pada tahun 2017. Namun, Dirjen SAED menyadari bahwa diperlukan komitmen yang kuat dari para stakeholders di Senegal dan bantuan kerjasama dari negara-negara sahabat, seperti Indonesia, untuk mengurangi kendala-kendala yang dialami Senegal dalam menuju swasembada pangan. Dalam kaitan ini, Dirjen Samba Kante akan menjajak ikunjungan ke Indonesia untuk mencari peluang kerjasama dengan otoritas terkait di Indonesia dan pengadaan alat-alat pertanian. Disampaikan pula bahwa kiranya pemerintah Indonesia dapat menyediakan skema pendanaan pihak ketiga untuk pembelian alat-alat pertanian tersebut.

Pertemuan dengan Gubernur Saint Louis

Di sela-sela kunjungan kerjanya ke Saint Louis, Dubes Mansyur Pangeran didampingi oleh Pejabat Fungsi Ekonomi dan Pejabat Fungsi Penerangan dan Sosial Budaya KBRI Dakar juga melakukan pertemuan dengan Gubernur Saint Louis, Mr. Alioune Aidara Niang, di kantornya. Gubernur Niang menyampaikan apresiasinya atas kunjungan Dubes RI beserta Staf yang telah melakukan pertemuan dengan Dirjen SAED dan jajarannya. Gubernur Niang  mengharapkan kiranya keberhasilan Indonesia dalam bidang industri pertanian khususnya tanaman padi dapat di share pengalamannya kepada para petani di Region Saint Louis, sehingga Senegal dapat mencapai target swasembada pangan sebagaimana yang telah dicanangkan oleh Pemerintah Senegal. Dikatakannya, pihaknya akan membantu memperlancar proses peningkatan kerjasama antar Region yang dipimpinnya dengan Indonesia.


Selainitu, Dubes Mansyur Pangeran juga melakukan kunjungan ke Universitas Gaston Berger (UGB), salah satu universitas negeri terbaik di Senegal, dalam rangka memperkuat penjajakan kerjasama di bidang pertanian. Dalam pertemuannya dengan Dubes Mansyur, Rektor UGB, Prof. Dr. Baydallaye Kane, mendukung terjalinnya kerangka kerjasama antara KADIN Saint Louis, UGB dan KBRI Dakar dalam rangka membantu tercapainya swasembada pangan di Senegal. Disampaikan juga oleh Rektor bahwa terbuka peluang kerjasama di bidang kesehatan antara universitas di Indonesia dengan UGB karena pada saat ini UGB memiliki lahan seluas 15 ha yang akan dijadikan fasilitas penelitian di bidang kedokteran dan layanan kesehatan. Rektor juga menginginkan adanya kerjasama di bidang ekonomi syariah karena perbankan syariah dipandang cukup berkembang di Indonesia.

Kepada Rektor UGB Prof. Kane Dubes Mansyur Pangeran mengharapkan kiranya para mahasiswa lulusan UGB dapat memanfaatkan beasiswa yang ditawarkan oleh pemerintah Indonesia seperti Dharma siswa yang diselenggarakan oleh  Kementerian Pendidikan Nasional untuk program budaya dan bahasa selama 1 tahun  dan beasiswa KNB oleh Kementerian Riset dan Pendidikan Tinggi untuk program Pasca Sarjana di universitas terkemuka di Indonesia selama 2 tahun.

Pada saat pertemuan working lunch dengan Ketua Kadin Saint Louis Mr. Cheikh Mouhamadou Sourang bersama para pengusaha bidang perhotelan, perikanan, peralatan pertanian, farmasi, biro perjalanan, Dubes Mansyur Pangeran menyatakan terbukanya peluang kerjasama di bidang pertaniandan kelautan antara Indonesia dengan Senegal khususnya Region Saint Louis. Indonesia mempunyai banyak pengalaman dalam membangun dan memajukan sektor pertanian dan perikanannya.



Sementaraitu, Ketua Kadin Saint Louis Mr. Cheikh Mouhamadou Sourang menyatakan Senegal telah menemukan deposit minyak dan gas yang jumlahnya cukup besar di antaranya terdapat di wilayah perairan Saint Louis yang berbatasan dengan Mauritania. Mr. Sourang melihat Indonesia sebagai negara yang besar yang telah maju di berbagai sektor industri, petambangan, kelautan dan pertanian. Diharapkan Indonesia yang juga sebagai negara penghasil minyak dan gas dapat berbagi pengalaman dengan Senegal di bidang perminyakan. Dikatakannya, pihak KADIN bersama Dirjen SAED dan Universitas Geston Berger Saint Louis dan KBRI Dakar akan bekerjasama untuk mempersiapkan rencana kunjungan ke Indonesia khususnya untuk mempelajari pengalaman Indonesia yang telah berhasil dalam memajukan sektor pertanian khususnya tanaman padi dan di bidang riset kesehatan, serta kemungkinannya akan hadir pada TEI bulan Oktober 2017 mendatang di Jakarta.

Kunjungan ke sekolah Al Azar
Saint Louis masuk dalam Situs WarisanDunia UNESCO pada tahun 2000 karena karakteristik arsitektur kolonialnya yang membuat provinsi tersebut memiliki keunikan tersendiri. Saint Louis juga pernah menjadi ibukota Senegal dari tahun 1872 sampai dengan tahun 1957, dan memainkan peran penting dalam bidang ekonomi dan budaya bagi seluruh penjuru Afrika Barat. Selain itu, ribuan turis asing dari Eropah mengunjungi Saint Louis disamping untuk menikmati keindahan alam, budaya dan pantai-pantainya para turis asing juga datang untuk menyaksikan festival internasional Jazz Saint Louis yang diadakan setiap  bulan April - Mei setiap tahunnya.

Komentar