Batik Dan Segala Upaya Mengangkatnya.

Image result for Membatik
Batik Dan Segala Upaya Mengangkatnya.

Kami yakin batik sudah cukup dikenal baik di Indonesia maupun di luar negeri. Tetapi kami pun masih sering melihat nasib para pembatik di sentra-sentra batik tidaklah secemerlang berbagai promosi yang dilakukan. Lantas, promosi ini untuk siapa ? Apakah bisnis batik hanya untuk para pengusaha batik bukan untuk para pengrajin ?

Pastilah kami tidak menyalahkan siapa pun dalam hal ini, kami menyalahkan diri kami sendiri mengapa sampai saat ini kami belum memiliki formula pembinaan yang bisa menyentuh sisi kesejahteraan para pengrajin. Atau karena upaya kami yang lambat dibandingkan kecepatan bertumbuhnya pengrajin batik baru yang tergoda oleh janji promosi batik yang merebak di seluruh daerah. Terbukti dengan munculnya produk unggulan dari setiap daerah, hampir semua mengunggulkan batik. Meskipun kami tahu bahwa sebenarnya yang masih selalu menjadi brand batik adalah Solo dan Pekalongan.

Ya, banyaknya produk batik yang kami hadapi dengan produk-produk yang kami sendiri sulit membedakannya karena hampir semua berkonsep sama, membuat kami sulit melihat perbedaan-perbedaan di antara mereka meskipun mereka mengaku bahwa batik setiap daerah memiliki corak yang berbeda. Tetapi apakah bagi orang yang awam mengenai batik hal ini bukan merupakan suatu "kesulitan" dalam menentukan keputusan ? 

Kami melihat bahwa produk batik yang bertahan adalah dari daerah yang memiliki historis batik yang kuat yaitu Solo dan Pekalongan, kalaupun dari daerah lain yang bisa berkembang adalah karena mereka mengambil produk kedua daerah tersebut dengan brand mereka.  Kemampuan mereka dalam menjaga kualitas, memilih segmen pembeli dan membangun brand yang membuat mereka bisa melesat naik.Tetapi itu tidak banyak, karena kelemahan dari para pelaku UMKM batik ini adalah di konsep, terutama konsep yang modern dan sesuai dengan perkembangan jaman. Konsep mereka masih konsep ikut-ikutan, dan tidak berani melakukan sesuatu yang berbeda dari yang lain.

Sebagai misal, banyak UMKM batik yang tidak berani ambil pasar khusus, misalnya: pasar orang gemuk, pasar anak-anak yang akan mengadopsi icon superhero dalam batiknya, konsep batik untuk dapur, batik untuk ruang tidur dan sebagainya. Mereka takut tidak punya pasar, sehingga mereka mengambil pasar yang umum dari anak-anak sampai orang dewasa. Dari ukuran S sampai dengan XXL.

Ternyata tidak mudah memahamkan hal ini kepada para pelaku UMKM, butuh waktu cukup lama untuk mengajak mereka melihat pasar yang sempit, yang seharusnya menawarkan loyalitas, margin laba dan peluang membangun brand. Mereka lebih suka berbondong-bondong mengajukan diri menjadi binaan setiap instansi karena mereka melihat bahwa di instansi tersebut adalah pasar buat mereka, karena pegawai negeri identik dengan batik.

Memang setidaknya himbauan memakai seragam batik di instansi dan perusahaan swasta sudah merupakan bantuan pemasaran yang manjur, tetapi tetap saja hal itu tidak mengarah pada bagaimana para pelaku UMKM ini memiliki sensitivitas pasar dalam desain batiknya. Para pelaku UMKM ini terbantu pemasarannya, tetapi tidak terbantu bagaimana mereka membangun sebuah bisnis yang memiliki daya hidup yang tinggi. Untunglah bahwa pasar batik semakin meluas, dan peluang pasar akan terus ada. Hanya pelaku UMKM yang peka terhadap apa yang diinginkan pasar dan mampu mengadopsi perkembangan jaman sajalah yang akan bisa bertahan.





 

Komentar