Berita dari Dakar : Gelar Fashion Show Batik, KBRI Dakar Sinergikan Promosi Budaya dengan Misi Politik Luar Negeri RI

Dubes RI Sampaikan Pidato Sambutan
Pada Rabu malam, 02 November 2016, Batik Indonesia memesona masyarakat Senegal dan internasional yang hadir dalam Fashion Show Batik Indonesia yang diselenggarakan oleh KBRI Dakar di Hotel King Fahd Palace, Dakar. Batik Indonesia hasil karya designer Batik Susilowati George Gerbandari Dubai berhasil memukau sekitar 300 tamu undangan yang hadir dalam acara tersebut. Acara ini merupakan Resepsi Diplomatik sebagai bagian dari rangkaian kegiatan HUT ke-71 Proklamasi Kemerdekaan RI di Dakar, Senegal. Hadir dalam acara tersebut sebagai tamu kehormatan(Guest of Honor), Mbagnick Ndiaye, Menteri Kebudayaan dan Komunikasi Senegal. 

Finalis Miss Senegal Peragakan Batik
Masyarakat Indonesia Tampilkan Tari Merak
Hiasan Benda Kebudayaan Indonesia Pada Pondok Kuliner
Menteri Kebudayaan dan Komunikasi Senegal Tertarik Batik Indonesia
Dubes RI dan Istri Bersama Kontestan Miss Senegal dan Ibu Susilowati
Pada acara tersebut, para tamu undangan sangat terkesan dan menyampaikan kekagumannya atas keindahan Batik Indonesia yang diperagakan oleh enam kontestan finalis Miss Senegal 2016. Perpaduan yang harmonis antara fashion show dengan pertunjukan budaya serta penataan ruang pameran, dan ruang resepsi serta panggung membuat fashion show Batik tampak elegan dan berkelas serta mendapat sambutan meriah dari para tamu dari kalangan diplomatik, pejabat pemerintah, organisasi internasional, pengusaha, operator pariwisata, jurnalis, LSM lokal dan internasional dan masyarakat madani. 

Menteri Kebudayaan dan Komunikasi Senegal Mencoba Nasi Goreng

Selain Fashion Show Batik, dalam acara Resepsi tersebut juga ditampilkan aneka hidangan khas kuliner Indonesia seperti sate ayam, sate kambing, sate sapi, mie goreng, nasi goreng, lemper, bakwan udang sayur, dan martabak. Bagi sejumlah tamu asing terutama mereka yang pernah berkunjung dan tinggal menetap di Indonesia, promosi kuliner ini menjadi wahana melepaskan gerakan hidangan khas Indonesia, terutama pondok sate ayam yang menjadi favorit. Kombinasi fashion show dan promosi kuliner pun tidak lengkap rasanya tanpa menghadirkan tarian tradisional Indonesia, yang dalam hal ini adalah Tari Merak dan Tari Lancang Kuning yang dipersembahkan oleh masyarakat Indonesia di Dakar. Pada kesempatan itu, di koridor pintu masuk dan pertunjukkan juga ditampilkan berbagai barang-barang budaya Indonesia antara lain peralatan musik gamelan, patung Garuda Jatayu, patung semar, petruk, bagong dan gareng, patung roro loro blonyo, pojok Betawi dan pojok Batik. Berbagai produk batik rancangan Ibu Susilowati, lukisan batik, tas batik kombinasi kulit, sandal batik, peralatan membatik, perhiasan aksesoris wanita produksi Indonesia juga dipamerkan. 

Yang tidak kalah menariknya, Batik Indonesia akan kembali di peragakan oleh finalis Miss Senegal 2016 pada pembukaan acara Grand Final Miss Senegal 2016 pada 05 November 2016. Hal ini merupakan permintaan khusus sendiri dari Presiden Komite Miss Senegal, Amina Badiane, kepada Dubes RI agar selain dapat menjadi juri dalam ajang final tersebut, Batik Indonesia juga kembali dapat ditampilkan. Bahkan, Amina Badiane sebelumnya menunjukkan ketertarikannya dan mengundang Mustika Ratu untuk hadir sebagai tamu kehormatan di acara Grand Final tersebut serta mempromosikan produk-produk kecantikannya.

Dalam Resepsi Diplomatik kali ini, Dubes RI Dakar, Mansyur Pangeran, selain bermaksud untuk mempromosikan keunikan Batik Indonesia serta menunjukkan Batik sebagai identitas nasional masyarakat Indonesia yang telah diakui oleh UNESCO sebagai salah satu ‘Intangible Cultural Heritage of Humanity’ pada tahun 2009, juga mengandung misi menggalang dukungan negara-negara sahabat dalam pencalonan Indonesia sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan (DK) PBB periode 2019 – 2020. Terlihat di koridor pintu masuk tempat Dubes menerima tamu, dipajang dua buah banner tentang aktivitas dan promosi pasukan TNI dalam misi penjaga perdamaian PBB untuk meningkatkan awareness masyarakat setempat dan asing di Senegal terutama kalangan diplomatik mengenai misi pencalonan Indonesia menjadi anggota DK PBB periode 2019 – 2020. 

Dalam kaitan tersebut, Dubes Mansyur dalam pidatonya menyampaikan ucapan selamat kepada Pemerintah Senegal atas terpilihnya Senegal sebagai Anggota Tidak Tetap Dewan Keamanan PBB periode 2016-2017. Pemerintah Senegal saat ini mendapat giliran menjadi Ketua Dewan Keamanan PBB pada bulan November 2016 (selama sebulan). Selain itu, Dubes Mansyur juga mengatakan bahwa Indonesia perlu mencontoh Senegal  sebagai negara cinta damai yang selalu aktif berpartisipasi mewujudkan perdamaian dunia dengan mengirimkan pasukan penjaga perdamaian PBB di negara-negara yang terlibat konflik. Saat ini, Senegal menduduki peringkat ke-7 dalam jumlah pengiriman pasukan perdamaian PBB, sementara Indonesia berada pada peringkat 10.

Dubes Mansyur juga memuji berlangsung baiknya kerjasama kedua negara di bidang militer, Pemerintah Senegal telah membeli 2 (dua) pesawat CN-235 buatan PT. Dirgantara Indonesia Bandung. Pesawat CN-235 yang kedua yang telah dipesan akan selesai dalam waktu dekat dan akan diserahkan kepada Pemerintah Senegal. Sementara di bidang ekonomi, Dubes Mansyur mengatakan perlunya meningkatkan kerjasama di area perdagangan karena total perdagangan Indonesia dengan Senegal belum maksimal sehingga hal ini menjadi prioritas Dubes Mansyur untuk memfokuskan pada peningkatan kerjasama tersebut. Dubes Mansyur juga mendorong kerjasama operator ekonomi kedua negara dan mendorong pengusaha Senegal untuk terus berpartisipasi padaTrade Expo Indonesia 2017, sebaliknya mendorong pengusaha Indonesia untuk berpartisipasi pada pameran dagang di Dakar (FIDAK) padabulan November-Desember 2016. Tidak ketinggalan, Dubes Mansyur juga mengajak kepada seluruh putra-putri Senegal untuk memanfaatkan dua beasiswa yang ditawarkan tiap tahunnya oleh Pemerintah Indonesia, yaitu beasiswa Darmasiswa dan beasiswa Kemitraan Negara Berkembang (KNB).

Sementaraitu, Menteri Mbagnick Ndiaye dalam pidato balasannya mengatakan bahwa sejarah hubungan antara Indonesia dan Senegal tidak dapat dilepaskan dari perhelatan Konferensi Asia Afrika tahun 1955 yang merupakan momentum bagi negara-negara Asia dan Afrika untuk melepaskan diri dari kolonialisme. Selain itu, keterlibatan aktif kedua negara dalam berbagai forum multilateral seperti PBB, WTO, MNS dan G77 memungkinkan kedua negara untuk saling bertukar best practices dalam area diplomasi, ekonomi, perdagangan, investasi dan kerjasama teknis. Menteri Mbagnick Ndiaye juga menyampaikan bahwahubungan kedua negara diperkuat dengan adanya pelatihan yang diberikan oleh Pemerintah Indonesia kepada aparatur Senegal dalam bidang pertanian, kesehatan public dan teknik diseminasi informasi. Tidak kalah pentingnya, Menteri Mbagnick Ndiaye juga menyampaikan mengenai kapal ferry “Willis” yang pernah dicarter oleh Pemerintah Senegal selama dua tahun untuk menghubungkan antara Provinsi Dakar dan Ziguinchor.

Melalui pagelaran fashion show batik tersebut, diharapkan pengenalan dan pemahaman mengenai seni budaya Indonesia yang semakin baik oleh masyarakat di Senegal, dapat semakin meningkatkan hubungan dan kerjasama antara Senegal dan Indonesia di berbagai bidang.

Komentar