Sosialisasi Potensi Ekspor Jawa Tengah ke Thailand dan Bangkok

Atdag Bangkok, Ibu Rita Muliawati dan ITPC Busan, Indra Wijayanto melihat-lihat produk UMKM Jawa Tengah yang mungkin bisa masuk pasar Thailand dan Korea Selatan
Sungguh merupakan peluang bagi kami, unit  TTIC Kadin Jawa Tengah, yang merupakan payung dari program Rumah UKMM untuk menyampaikan materi potensi ekspor Jawa Tengah di depan Atase Perdagangan Indonesia untuk Thailand, Ibu Rita Muliawati dan ITPC Busan, Korea Selatan, Indra Wijayanto di Aula Dinas Perindustrian dan Perdagangan Propinsi Jawa Tengah

Inilah kesempatan yang saya tunggu untuk menyampaikan betapa Jawa Tengah memiliki potensi makanan olahan dan kerajinan yang bisa masuk ke pasar kedua negara tersebut. Dan hal ini merupakan tujuan kami membangun dan membina UMKM di Jawa Tengah ini.

Acara yang dihadiri lebih dari 25 UMKM yang berorientasi ekspor ini cukup interaktif karena hampir 60% peserta mengajukan pertanyaan kepada nara sumber, sungguh suatu rekor dalam pertanyaan dari beberapa forum serupa yang pernah digelar oleh Dispindag.








Dalam acara ini, kami akhirnya ketemu dengan salah satu UMKM kami yang dari Wonosobo, Ibu Sudaryati, yang merupakan ketua kelompok wanita lansia yang memproduksi minuman herbal dengan merk "Rumpun Padi".  Produk ini sudah pernah dikirim ke Suriname dan cukup dimintati di sana, hanya saja karena import duty yang cukup mahal di sana sehingga untuk sementara pengiriman ke Suriname belum bisa dilakukan lagi.

Tetapi untuk pengiriman yang full container, masalah import duty di Suriname tidak bermasalah. Dalam pertanyaannya kepada kami tentang pasar negara lain yang bisa dimasuki untuk produknya, kami menyarankan Ibu Sudaryati untuk akses pasar Belanda karena banyak orang keturunan Jawa di Belanda.

 
Produk Minuman Herbal dari Wonosobo, Produksi Ibu Sudaryati
Saat TEI yang lalu, produk Jawa Tengah ini (minuman herbal) dan mosaic dan figurine dari Nuanza Procelen Boyolali sangat mendapatkan perhatian dari pengunjung.

Banyak produk UMKM unggulan kami informasikan dalam forum Sosialisasi Potensi Ekspor Jawa Tengah, mulai dari keramik, porselein dan figurine yang diproduksi oleh UMKM Boyolali, produk upcycle dari Salatiga, Produk kerajinan tembaga dari Boyolali, Tenung Troso dari Jepara, Batik Solo dan Pekalongan, sepatu kulit dari Salatiga, kerajinan tas dan dompet kombinasi batik dan tenun dari Semarang, produk gula cair dari Semarang dan produk-produk makanan olahan lainnya.

Kami berharap bahwa produk-produk Jawa Tengah ini mampu dipromosikan oleh ITPC dan Atase Perdagangan di negaranya masing-masing agar volume perdagangan Jawa Tengah ke kedua negara ini meningkat.

Lagi, Masalah Kemasan yang Mengganjal Ekspor Produk UMKM

Dalam presentasinya kedua nara sumber dari Atdag Bangkok dan ITPC Busan menyatakan bahwa masalah kemasan masih selalu mengganjal peluang ekspor produk UMKM makanan olahan ke kedua negara tersebut. Pemerintah dan mitranya harus terus tanpa henti meningkatkan kualitas kemasan dan kualitas produk itu sendiri.

Disamping itu, kami juga menambahkan bahwa produk makanan yang memiliki potensi ekspor harus memperhatikan konsep sehat yang saat ini menjadi kepedulian semua negara. Misalnya produk carica di Wonosobo yang masih mengandalkan gula rafinasi untuk produksinya, yang jelas hal ini pasti akan mendapatkan perhatian dari negara-negara pasar.

Kedua negara yang menjadi prospek pasar untuk produk-produk UMKM ini juga mempersyaratkan kandungan nutrisi yang sehat, yaitu pembatasan kandungan garam, gula dan pengawet lainnya.

 
 


 



Komentar