Banyak sekali permintaan dari pelaku UMKM agar saya banyak sharing hal-hal mengenai teknik penjualan baik materi dari kami maupun materi dari luar kami. Kami menemukan sebuah tulisan menarik dari David Pranata dalam websitenya yang bisa kami sharing kepada teman-teman UMKM. Silahkan ikuti tulisan ini:
Cara Menjual Produk Melalui Presentasi dengan Pendekatan Soft Selling
Pernahkah anda melakukan presentasi di mana harus menjual sebuah produk? Bagaimana rasanya? 
 Dag dig dug… takut terkesan memaksa? Takut akhirnya tidak terjual sama 
sekali? Nah, simak artikel berikut ini untuk tips menjual produk melalui
 presentasi tanpa terkesan menjual.
| Cara Menjual Melalui Presentasi | 
Yang akan saya bagikan berikut adalah cara menjual secara halus (atau istilah kerennya soft selling 
 ). Di jaman sekarang ini banyak orang yang langsung merasa defensif 
ketika anda mulai berusaha menjual sesuatu, apalagi jika dilakukan 
dengan hard selling (baca: agak memaksa). Nah, dengan 
pendekatan soft selling ini, audiens bahkan tidak merasa bahwa 
sebenarnya anda sedang berjualan atau menceritakan produk anda.
Selain itu untuk anda sebagai seorang presenter, pendekatan ini akan 
membuat anda lebih nyaman. Dengan menggunakan cara-cara ini anda tidak 
akan merasa sedang berjualan melainkan hanya bercerita tentang produk 
anda. Plus anda juga akan merasa bahwa produk yang anda bawa selalu 
habis terjual.
Penasaran kan bagaimana caranya?  Akan tetapi sebelum saya uraikan caranya, saya perlu memberikan konteksnya terlebih dahulu.
Konteks untuk tips ini
Ini adalah tips untuk menjual produk melalui presentasi (berbicara ke
 banyak orang), bukannya penjualan satu lawan satu. Nilai barang yang 
ditawarkan secara nominal juga tidak terlalu besar.
Konteks ini perlu saya berikan karena tiap situasi / jenis barang yang anda jual tentunya membutuhkan pendekatan yang berbeda juga.
Konteks ini perlu saya berikan karena tiap situasi / jenis barang yang anda jual tentunya membutuhkan pendekatan yang berbeda juga.
Untuk mempermudah pembahasan akan coba saya sharingkan melalui sebuah
 contoh yang sering saya lakukan sendiri. Haha.. apalagi jikalau tidak 
berjualan buku  “Speak with Power”
 melalui presentasi saya. Dengan menggunakan pendekatan ini saya pernah 
mencapai rekor conversion rate sebesar 85% (artinya 85% audiens yang 
hadir pada waktu itu membeli buku saya).
Tambah penasaran kan bagaimana pendekatannya? ini dia langkah-langkahnya:
Langkah-langkah Menjual Produk dengan Soft Selling:
1. Berikan Satu Produk Anda Secara Cuma-Cuma
Yup.. ini adalah langkah pertama yang harus anda lakukan (nanti anda 
akan mengerti alasan mengapa anda perlu melakukannya). Anda bisa membuat
 sebuah quiz atau mini games dimana nanti satu orang pemenangnya akan 
mendapatkan hadiah berupa produk anda.
Yang biasa saya lakukan adalah di awal presentasi saya mengumumkan 
bahwa di akhir sesi akan ada satu pertanyaan berdasarkan isi presentasi.
 Siapa yang nanti berhasil menjawab dengan benar akan mendapatkan hadiah
 satu buah buku “Speak with Power”. Haha.. biasanya setelah saya 
mengumumkan ini audiens langsung serius mendengarkan (bahkan ada yang 
langsung mengeluarkan catatan dan bolpoin).
Di akhir sesi, cara memperkenalkan produk anda adalah dengan 
memberikannya sebagai hadiah pada pemenang. Anda akan memanggil si 
pemenang maju ke depan untuk menerima hadiah berupa produk anda. Hal ini
 akan menimbulkan efek resiprokasi (hukum timbal balik). Walaupun anda memberi untuk satu orang audiens, akan tetapi efeknya akan ke seluruh audiens yang ada.
2. Jelaskan Fitur dan Manfaat Produk Anda
Jikalau anda langsung mengeluarkan produk anda dan berjualan, di 
sinilah audiens akan mulai merasa defensif. Dalam hati mereka akan 
berpikir “Wah.. ini dia si pembicara mulai jualan, dia mulai cerita tentang produknya. Pasti sebentar lagi kita semua disuruh beli.”
Nah.. jikalau anda sudah melakukan langkah nomor satu di atas, anda 
tidak akan mengalami kesulitan di langkah kedua ini, bahkan audiens 
tidak merasa anda sedang berjualan produk anda. Mengapa? karena anda 
melakukannya dengan menceritakan fitur dan manfaat produk yang anda berikan kepada pemenang.
Untuk lebih jelasnya berikut adalah contoh yang saya lakukan:
Selamat Pak Budi! Karena telah berhasil menjawab pertanyaan, anda 
berhak mendapat satu buku Speak with Power secara gratis. Di toko buku 
ini dijual seharga Rp 69.800 (haha.. di sini saya sedang menginformasikan harganya).
Di buku itu nanti Bapak bisa pelajari tentang cara mengatasi rasa nervous, menyusun konten dan membawakan presentasi. Dan oh ya… pastikan Bapak juga ambil bonus yang ada di buku, berupa video tutorial dalam mendesain slide presentasi (di sini saya sedang menyampaikan fitur produk).
Saya harap dengan hadiah ini Pak Budi nanti bisa lebih PD ketika presentasi karena sudah mengetahui tips dan triknya. Plus nantinya bisa membuat boss, teman, rekan kerja dan bahkan mertua kagum melihat presentasi Bapak (di sini saya sedang menyampaikan benefit produk).
Di buku itu nanti Bapak bisa pelajari tentang cara mengatasi rasa nervous, menyusun konten dan membawakan presentasi. Dan oh ya… pastikan Bapak juga ambil bonus yang ada di buku, berupa video tutorial dalam mendesain slide presentasi (di sini saya sedang menyampaikan fitur produk).
Saya harap dengan hadiah ini Pak Budi nanti bisa lebih PD ketika presentasi karena sudah mengetahui tips dan triknya. Plus nantinya bisa membuat boss, teman, rekan kerja dan bahkan mertua kagum melihat presentasi Bapak (di sini saya sedang menyampaikan benefit produk).
Nah.. kurang lebih penjelasan di atas adalah versi singkat di mana saya menyampaikan fitur dan benefit dari produk.
 Anda bisa cermati bahwa cara menyampaikannya adalah dengan bercerita 
kepada Pak Budi akan apa yang dia dapatkan (padahal sebenarnya saya juga
 sedang menginformasikannya ke seluruh audiens).
Di tahapan ini audiens tidak akan merasa anda sedang menjual sesuatu, mereka hanya akan berpikir “Oohh.. ini Pak David sedang menjelaskan tentang hadiah yang diterima Pak Budi” 
3. Buat Penutupan Penjualan
Setelah anda menyampaikan fitur dan manfaat dari produk sekaranglah 
saatnya melakukan penutupan penjualan anda. Anda bisa melakukan ini 
dengan sederhana sekali dan pastikan anda jangan melakukan kesalahan 
seperti yang dilakukan oleh kebanyakan orang berikut.
Tambahkan unsur scarcity
Banyak orang melakukan kesalahan dengan tidak menambahkan unsur scarcity / kelangkaan
 dalam presentasi penjualan mereka. Akhirnya audiens pun tidak merasa 
pentingnya untuk mengambil keputusan saat itu. Mereka akhirnya menunda 
(dan tidak pernah membeli).
Saya pernah melihat pembicara yang menjual buku sambil membawa 
stock berkardus-kardus banyaknya. Di presentasinya dia juga berkata “Jangan kuatir kehabisan, kita bawa banyak stock cukup untuk anda semua” (dan akhirnya mereka harus kembali pulang dengan membawa kembali berkardus-kardus buku yang tidak terjual).
Yang harus anda lakukan adalah justru menambahkan unsur kelangkaan 
(bisa jadi karena keterbatasan stock, keterbatasan waktu atau 
keterbatasan penawaran spesial). Untuk penjualan produk fisik seperti 
buku yang saya lakukan adalah dengan membuat keterbatasan stock, alias 
saya memang membawa produk dalam jumlah sangat terbatas.
Berikut adalah contoh bagaimana saya melakukan penutupan:
Terima kasih Pak Budi, sekali lagi semoga bukunya bermanfaat, silahkan juga kembali ke tempat duduk.
Oh ya.. bagi yang hari ini belum seberuntung Pak Budi, kebetulan saya sedang membawa beberapa esktra copy (padahal sudah jelas-jelas bukan kebetulan ) , hanya saja jumlahnya sangat terbatas, saya cuma membawa empat buku saja.
P.S: psstt.. rahasia ya! Di tas memang saya hanya membawa 4 buku saja, tapi di mobil yang saya parkir dekat lokasi saya bawa stock yang banyak
Oh ya.. bagi yang hari ini belum seberuntung Pak Budi, kebetulan saya sedang membawa beberapa esktra copy (padahal sudah jelas-jelas bukan kebetulan ) , hanya saja jumlahnya sangat terbatas, saya cuma membawa empat buku saja.
P.S: psstt.. rahasia ya! Di tas memang saya hanya membawa 4 buku saja, tapi di mobil yang saya parkir dekat lokasi saya bawa stock yang banyak
Bawalah dalam jumlah yang sangat terbatas, yang sangat memungkinkan 
untuk terjual habis (bahkan kurang). Anda akan membuat kesan bahwa 
produk anda selalu sold out bahkan anda harus kembali lagi ke 
mobil (atau gudang) untuk mengambil stock lagi. Jikalau pun tidak, anda 
selalu bisa menawarkan untuk dikirim ke tempat pembeli.
Bukankah kesan di atas jauh lebih mengesankan dibandingkan ketika 
audiens harus melihat anda mengepak kembali produk-produk yang tidak 
terjual ?
Gunakan humor
Bagaimana perasaan anda ketika bisa melihat audiens berebut membeli produk anda sambil tertawa-tawa?
Oleh karena itu akan sangat membantu jika anda bisa menambahkan unsur
 humor dalam presentasi penjualan anda. Humor akan membuat orang lebih 
rileks (dan tentunya membuat mereka lebih siap membeli juga).
Berikut adalah satu contoh humor pada penutupan penjualan yang saya lakukan (dengan menggunakan prinsip humor audiens tertawa jika mereka salah sangka):
Dan pada kesempatan ini saya akan berikan sesuatu yang sangat spesial bahkan saya tidak pernah melakukan hal ini sebelumnya.
Untuk anda yang mengambil buku saya hari ini akan saya berikan gratis….. (hening tiga detik) ongkos kirim. (Haha… audiens tertawa karena mereka salah sangka. Dan sudah jelas-jelas ongkir gratis karena bukunya sudah ada di situ tidak perlu lagi dikirim)
Untuk anda yang mengambil buku saya hari ini akan saya berikan gratis….. (hening tiga detik) ongkos kirim. (Haha… audiens tertawa karena mereka salah sangka. Dan sudah jelas-jelas ongkir gratis karena bukunya sudah ada di situ tidak perlu lagi dikirim)
Nah.. itulah tadi cara untuk menjual produk melalui presentasi dengan
 menggunakan pendekatan soft selling. Mudah untuk dipraktekkan bukan? 
Silahkan mempraktekkannya untuk presentasi penjualan anda.
Saya sendiri juga selalu menggunakan pendekatan ini untuk menjual 
produk saya. Jikalau suatu saat anda menyaksikan saya dalam presentasi 
tatap muka, maka anda akan menyaksikan saya melakukan urut-urutan persis
 seperti di atas.
Di saat itu anda bisa berharap bahwa andalah yang menjadi pemenang 
quiznya (sehingga bisa membawa pulang buku dengan gratis) atau 
alternatif yang lebih baik adalah segera menyiapkan dompet anda supaya 
tidak sampai kehabisan bukunya (atau memaksa saya kembali ke mobil untuk
 mengambil sisa stock  ).
 
Komentar
Posting Komentar