Memberi & Berbagi Adalah Dasar Membangun Kewirausahaan

Memberi & Berbagi Adalah Dasar Membangun Kewirausahaan
Banyak informasi bagaimana membangun kewirausahaan, banyak juga buku yang mengulasnya, ternyata ketika kita mau mencermatinya maka ada beberapa hal penting yang sebenarnya telah diajarkan dalam agama yang mendasari jiwa kewirausahaan, yaitu memberi dan berbagi.

Berdiskusi dengan banyak teman mengenai hal ini ternyata justru semakin menguatkan keyakinan saya bahwa jiwa kewirausahaan bisa dibangun dengan dengan mengembangkan "kebiasaan" kita untuk selalu memberi dan berbagi. Tidak harus materi saja yang diberikan atau dibagikan melainkan juga ilmu pengetahuan dan pengalaman.

Memberi dan Berbagi Memberikan Motivasi Kita Untuk Selalu Memotivasi Diri

Banyak di antara kita tidak sadar bahwa kebiasaan kita untuk "memberi" membuat kita termotivasi untuk selalu belajar dan bekerja keras.  Disamping sikap ini selalu mengajarkan kepada kita untuk selalu tulus dan bersyukur dengan setiap keadaan yang terjadi pada diri kita.

Bahkan kebiasaan memberi dan berbagi juga mengajarkan kepada kita untuk selalu berani "berkorban" dan berani mengambil resiko terhadap kondisi di masa mendatang.

Dan jika kita belajar mencermati hal itu semua, maka kita akan mencermati bahwa beberapa hal tersebut di atas adalah ciri-ciri dari wira usaha.


Mandiri dan Berani Bersaing

Sikap kemandirian dan berani bersaing adalah tujuan dari membangun kewirausahaan. Dan sikap ini, ketika kami obrolkan dengan beberapa wira usaha, ternyata merupakan bukti yang mendasari keberanian mereka untuk selalu berbagi kepada orang lain.

Mandiri dan mampu berdaya saing memang merupakan tujuan utama kami dalam pembinaan UMKM di Jawa Tengah. Tujuan yang diamanatkan kepada kami dalam rangka mengangkat UMKM-UMKM yang berkualitas dan bisa kami andalkan untuk mendobrak pasar domestik dan internasional.

Jika saat ini dari beberapa instansi yang membina UMKM mengeluhkan kurangnya sikap kemandirian dari binaan-binaan mereka adalah karena memang sejak awal pembinaan ini tidak diarahkan kearah tersebut melainkan sekedar untuk unjuk kerja pembinaan saja. Tetapi setidaknya dengan kesadaran ini cukup membantu kami dalam melakukan perubahanan-perubahaan secara bertahap bagaimana membantu UMKM berkembang dengan konsep kemandirian dan berorientasi pada daya saing global.

Pendamping UMKM Pun Perlu Dilatih Kewirausahaan 

Dalam pembinaan UMKM, seringkali terlewatkan oleh instansi terkait, bahwa pendamping (konsultan) UMKM) pun harus dibina menjadi seorang wira usaha. Bukan hanya seorang konsultan pendamping yang hanya bisa memberikan arahan dan masukan tanpa pernah mencoba mengalaminya sendiri.

Kualitas arahan dan masukan dari seorang praktisi akan lebih applicable dibandingkan dengan arahan konsultan pendamping yang belum pernah merasakan menjadi seorang wira usaha. 

Bahwa ketika memang bisnis konsultasi yang menjadi concern para konsultan pendamping, maka para pendamping ini perlu diajarkan untuk membangun kewirausahaan di bidang tersebut. Membuat mereka kreatif tidak dengan cara selalu menganggarkan "upah" bulanan kepada mereka, melainkan dengan memberikan "modal" awal untuk menggelar pelatihan, seminar dan konsultasi yang "berbayar" kepada UMKM. 

"Berbayar" dalam kondisi adalah nilai investasi yang masih bisa dijangkau oleh UMKM. Mengingat selama ini UMKM banyak dimanjakan dengan fasilitas-fasilitas pembinaan yang gratis dari pemerintah, dan ketika hal tersebut dievaluasi ternyata hal ini justru tidak mendidik melainkan justru jadi "harapan" bagi UMKM untuk selalu mendapatkan fasiltias dan uang saku dari pembinaan tersebut.

Semoga masukan-masukan ini bisa disikapi dengan bijaksana dan bisa menjadi sumber diskusi bagi para pembina dan instansi pembina UMKM.
 

Komentar