Nasib Produk Anda Ke Depan, Ditentukan Oleh Produk Anda Hari Ini

Permasalahan Inkonsistensi Kualitas Pada Produk UMKM
Permasalahan "quality inconsistency" (inkonsistensi kualitas)" hampir selalu mewarnai kinerja pemasaran produk daripada beberapa UMKM binaan kami. Dan hal ini ternyata merupakan hal yang sangat fatal untuk menjaga kelangsungan bisnis pelaku UMKM tersebut, selain juga mengurangi kepercayaan buyer kepada rekomendasi kami kepada UMKM yang kami ajukan sebagai supplier atau vendor.

Butuh waktu untuk menyakinkan kinerja supply UMKM binaan kepada buyer, dan lebih banyak waktu lagi dibutuhkan waktu untuk menyembuhkan kepercayaan buyer atas kinerja untuk tidak konsisten dari UMKM. 

Seringkali UMKM tidak menyadari bahwa kelangsungan bisnis sangat ditentukan oleh kualitas produk, kualitas yang disepakai oleh produsen dan pembeli. Bahwa ketika kualitas produk semakin menurun dari kesepakatan awal, maka potensi kerugian dalam perdagangan akan muncul. Kualitas jangan hanya bagus ketika tahap presentasi kepada buyer saja, melainkan justru harus selalu konsisten atau selalu meningkat setelahnya.

Inkonsistensi ini seringkali terjadi ketika UMKM dihadapkan dengan pilihan keterbatasan waktu delivery versus kapasitas yang harus dipenuhi dengan "patokan" kualitas yang disepakati. Seringkali pilihan jatuh pada mengejar kapasitas dengan mengabaikan kualitas produk agar tetap bisa mencapai waktu delivery yang diminta oleh buyer. Masalah perencanaan dan komunikasi selalu menjadi kendala bagi UMKM ketika diajak "menaikkan kapasitas" produksi.

Untuk mengatasi hal ini, sudah seharusnya UMKM dipahamkan mengenai arti pentingnya kualitas produk bagi kelangsungan usaha, manajemen produksi dan perencanaan produksi serta monitoring produksiny, dan juga bagaimana berkomunikasi yang kondusif kepada konsumen.

Perencanaan kualitas selalu terkait dengan pembuatan SOP (Standard Operating Procedure), dan hal ini jarang dipahamkan kepada pelaku UMKM sehinga mereka tidak memiliki acuan baku dalam menjaga kualitas produksinya. Perencanaan ini menyangkut perencanaan sumber daya, termasuk sumber daya manusia yang ketrampilan dan pengetahuannya sudah turut distandarkan.

Yang paling sering terjadi justru masalah kemampuan komunikasi dari pelaku UMKM kepada konsumen. Ketika merekan harus menginformasikan keterlambatan, mereka merasa sungkan dan akhirnya menginformasikan hal keterlambatan tersebut saat konsumen sudah tidak ada waktu untuk mengambil pilihan lain. Hal inilah yang justru sering memicu komplain dari konsumen karena sudah tidak ada waktu lagi berkomunikasi dengan pembelinya.

Alangkah lebih baik, dengan perencanaan produksi yang baik, produsen bisa menginformasikan sejak awal mengenai potensi-potensi keterlambatan kepada konsumen sehingga pada saat nanti terjadi keterbatasan waktu kualitas produk tidak dikorbankan.

Dengan kata lain, produsen harus memegang teguh prinsip "kualtias adalah yang utama" dan merupakan jaminan kelangsungan bisnis kita di masa mendatang.











Komentar