Bali Sebagai Pasar Oleh-Oleh & Kerajinan

Kunjungan kami ke Bali dalam rangka mewakili Kadin Jawa Tengah untuk membekali pemahaman tentang peluang jejaring usaha kepada UMKM dari 10 propinsi di Jawa Tengah akan kami manfaatkan untuk melihat dari dekat potensi pasar kerajinan dan oleh-oleh dari Jawa Tengah di Bali. Waktu 2 hari sebetulnya masih terlalu kurang untuk mengeksplorasi potensi pasar Bali, tetapi kami harus berstrategi untuk mengoptimalkan waktu ini.

Sudah luas diketahui bahwa Bali adalah obyek wisata berkelas internasional yang hidup dari pariwisata. Jutaan wisatawan berkunjung ke Bali setiap tahunnya, dan hal ini memicu pertumbuhan perdagangan produk-produk khas lokal seperti oleh-oleh dan kerajinan sebagi souvenir yang mereka bawa pulang sebagai pengingat bahwa mereka pernah ke Bali. 

Bali sudah menjadi kebanggaan bagi orang yang mengunjungi, sebuah lever branding yang sangat tinggi nilainya. Hal ini merupakan sebuah potensi yang luar biasa untuk perdagangan yang telah digarap oleh pemerintah dan masyarakat Bali sebagai produk unggulan yang sukses.

Potensi Pasar : Toko Oleh-Oleh di Bali

Sungguh suatu keuntungan ketika pada acara temu usaha nanti kami akan dipertemukan dengan pemilik usaha toko oleh-oleh Dewata Bali (Ibu Jero), setelah sebelum-sebelumnya kami pernah diperkenalkan kepada Krisna Bali (I Gusti Ngurah Anom), karena Ibu Jero nanti juga akan menjadi tandem kami dalam memberikan paparan di depan para peserta temu usaha. Bahkan dalam acara temu usaha nanti juga akan hadir beberapa pemilik toko oleh-oleh di Bali, mulai dari yang jualan offline sampai dengan yang jualan online seperti BALINESIA.

UMKM benar-benar akan dipahamkan betapa potensialnya pasar toko oleh-oleh di Bali bagi produk-produk khas Jawa Tengah yang berupa makanan dan minuman serta barang kerajinan. Produk di toko oleh-oleh ini bukan hanya berasal dari pengrajin di Bali melainkan banyak sekali yang berasal dari Yogyakarta dan Jawa Tengah.

Jika kita berjalan-jalan di Toko Oleh-Oleh mulai dari Joger, Dewata Bali, Krisna dan lain sebagainya, pasti banyak sekali produk dari Yogyakarta dan Jawa Tengah yang terpajang di sana. Berarti perdagangan dengan UMKM di Jawa Tengah dan Yogyakarta telah "mapan" di pasar tersebut. 




Hal ini menguntungkan sekali bagi UMKM yang belum pernah melirik pasar oleh-oleh dan kerajinan di Bali sebagai pasar, sehingga kunjungan ke Bali pastinya sebuah peluang yang harus mereka manfaatkan seoptimal mungkin. 

Dan sebelum memasuki pasar ini, sekali lagi kami mengingatkan kepada UMKM yang baru mau mulai memasok pasar Bali untuk selalu menjaga kualitas dan mutu produknya. Karena produk mereka nantinya akan menjadi "cermin" bagi para pengusaha toko oleh-oleh di Bali untuk melihat kinerja produsen di Jawa Tengah. Harga juga merupakan tantangan yang perlu disikapi bijaksana oleh para UMKM produsen, bagaimana mereka mengelola sumber bahan baku, SDM dan teknologi produksi akan sangat mempengaruhi daya saing harga mereka.

Tetapi bagaimana pun juga, pasar bagi produk murah berkualitas dan produk premium di Bali masih akan selalu terbuka. Bahkan beberap hotel pun telah kami coba dekati untuk membuka artshop dengan konsep khusus sesuai konsep hotelnya, yang bisa menampung penjualan produk dari UMKM yang khas dan berkualitas.




Komentar