| Arry Rahmawan | 
Salah satu pertanyaan yang sering terlontar bagi mereka yang ingin memulai bisnis, termasuk studentpreneur adalah: sebaiknya saya memulai bisnis sendirian atau berpartner? Seandainya berpartner, berapa orang sebaiknya partner saya?
Tentu jawabannya sangat bervariasi karena memilih berpartner atau 
tidak sama-sama memiliki kelebihan dan kekurangan. Misalnya jika kita 
memulai bisnis sendirian tentunya akan memakan waktu lebih lama, kerja 
yang lebih keras, dan melelahkan namun sebagai gantinya kita akan 
menjadi pemilik tunggal dari usaha kita. Jika kita memutuskan 
berpartner, enaknya adalah pekerjaan menjadi lebih mudah, ringan, adanya
 tempat sharing, namun bagi yang belum berpengalaman dalam 
bisnis berpartner dapat menimbulkan berbagai macam konflik yang bisa 
mengakibatkan perpecahan tim.
Jadi, jika Anda memutuskan untuk bisnis dengan sistem partner, perhatikan dulu beberapa hal berikut ini,
Melengkapi atau Menimpa ?
Sebenarnya untuk apa sih kita berpartner dalam bisnis? Alasannya 
tidak lain tidak bukan adalah untuk membangun percepatan, karena tidak 
mungkin satu orang bisa melaksanakan segalanya atau memiliki segala ilmu
 yang dibutuhkan. Maka dari itu sebelum memutuskan berpartner, pastikan kita tahu di mana kekuatan dan kelemahan kita, serta kita tahu apa kekuatan dan kelemahan partner kita. Sehingga
 berangkat dari titik ini kita bisa tahu apakah dengan berpartner kita 
saling melengkapi atau saling menimpa. Contoh saling melengkapi, 
misalnya saya sangat ahli dalam membuat materi pelatihan (produksi), 
sementara tidak begitu bagus di pemasaran dan jaringan saya terbatas. 
Sementara partner saya memiliki jaringan luas, teknik lobi yang
 bagus, dan aktif memasarkan produk yang telah dibuat. Ini dia yang 
namanya saling melengkapi. Jika sama-sama jago di produksi dan saling 
menimpa, malah bisa menghambat karena akan saling berkompetisi.
TIPS #1: Pilih partner yang saling melengkapi, bukan saling menimpa
Pembagian Tugas yang Jelas
Setelah menentukan pemetaan kekuatan dan kelemahan, saatnya 
menentukan peran masing-masing dengan lebih jelas. Ini terkait dengan 
hak dan kewajiban. Anda dalam hal ini saya asumsikan sebagai orang yang 
mengajak untuk berpartner, selanjutnya bisa melihat kemampuan dan 
kinerja partner Anda dalam jangka waktu tertentu sebagai trial untuk kemudian dilanjutkan ke kontrak yang lebih serius.
TIPS #2: Bagi peran, hak, dan kewajiban yang jelas agar tidak bingung tentang apa yang nanti harus dikerjakan.
Trial Period for More Serious Contract
Ini sebenarnya sudah disinggung di poin sebelumnya. Jangan 
terburu-buru untuk segera menandatangani kontrak yang serius sebelum 
Anda tahu cara kerja partner Anda – dengan menggunakan mata kepala Anda sendiri. Maka saran saya cobalah untuk memberikan masa trial kerja 
sesuai hak dan kewajiban yang sudah di state sebelumnya, baru kemudian menawarkan kontrak yang lebih serius lagi.
TIPS #3: Sebelum Anda tahu bagaimana kinerja rekan Anda dengan mata kepala, saran saya adakan masa trial untuk melihat kinerja rekan Anda.
Who is The Leader?
Beberapa hal yang seringkali dilakukan oleh studentpreneur yang baru memulai bisnis dengan partner adalah
 membagi hasil 50-50 dengan tidak adanya pembagian kerja yang jelas 
sehingga seringkali tumpang tindih dan yang satu merasa paling berjasa 
dibanding yang lainnya. Parahnya, tidak ada kesepakatan tentang siapa pemimpinnya, sehingga saat ada masalah tidak ada yang memiliki power untuk memutuskan.
TIPS #4: Jika terjadi kerjasama sesama rekan dengan proporsi kemampuan yang setara (50-50), tunjuk siapa pemimpinnya.
Perfect Combination
Bagaimana kombinasi yang terbaik menurut saya terkait dengan rekanan 
bisnis? Ini menurut opini saya pribadi. Kombinasi yang baik adalah 
kombinasi antara pemodal tenaga dengan pemodal uang dan fasilitas. 
Pemodal tenaga memberikan tenaga, mengatur operasional, manajemen, dan 
eksekusi di lapangan. Sementara pemodal uang dan fasilitas memberikan 
apa yang diperlukan agar operasional berjalan dengan lancar.
TIPS #5: Kombinasi paling pas menurut saya adalah, partner satu bertugas dalam menangani operasional (modal tenaga dan kerja), partner yang satu lagi adalah modal fasilitas fisik dan uang.
What Motivates You?
Ini adalah salah satu hal yang perlu diketahui oleh sesama partner yang akan bekerjasama. Cari tahu apa motivasi yang membuat seseorang ingin ber partner dengan Anda. Gali dengan dalam sebelum mulai bekerja sama, dan pastikan tidak ada unsur motivasi yang buruk.
TIPS #6: Cari tahu apa yang menjadi latar belakang partner Anda untuk bergabung (motivasi), jika Anda sempat, check track record kerjanya dari orang-orang yang pernah bekerja dengannya dan internet.
Partner Expectation
Hal ini juga merupakan salah satu yang perlu dipertimbangkan yaitu 
ekspektasi dari rekan kerja kita nantinya. Apa yang mereka harapkan 
dengan bekerja bersama kita? Begitu pula dengan kita, komunikasikan apa 
yang kita ekspektasikan dari partner kita.
Jika kamu merasa bahwa tulisan di atas bermanfaat, maka jangan 
sungkan untuk mengungkap semua rahasia membuka bisnis sejak masih muda 
dalam buku terbaru saya, STUDENTPRENEUR GUIDEBOOK. - Arry Rahmawan.
 
Komentar
Posting Komentar