Terakopi, Bukan Semata Jual Kopi Tetapi Jual Kultur Minum Kopi

Sang Walid, Owner Terakopi UMKM Center Jawa Tengah
Konsep bisnis yang baik merupakan acuan perjalanan bisnis nantinya yang bisa senantiasa direview sesuai dengan tantangan dan peluang yang dihadapi. Hari Sabtu ini, saya ingin sekali nongkrong di UMKM Center Jawa Tengah, karena kebetulan ada janji ngobrol dengan seorang teman dari AMIDIS, air minum suling. 

Sungguh sangat kebetulan, rekan kita pengelola Terakopi di UMKM Center Jawa Tengah juga hadir dan ikut obrolan santai kami. Jadilah obrolan kami tanpa bermakna karena test casenya adalah membedah konsep bisnis Terakopi, dengan tersangkanya adalah Mas Walid.

Dari bicara ngalor-ngidul mengenai mengangkat brand Kopi Jawa Tengah, kami mengerucut ke brand kecil Terakopi. Bagaimana konsep awal bisnis Terakopi coba kami bedah differensiasinya, agar upaya membangun brand Terakopi lebih terarah dan lebih tajam.

Membawa Kultur (Tradisi) Ngopi Pulang Ke Rumah

Tentunya obralan 3 jam kami tidak mungkin kami tuangkan secara detail dalam tulisan ini, tetapi inti pokok obrolan kami adalah mengangkat sebuah nilai dari Terakopi, yaitu nilai edukasi. Bagaimana mengenal kopi dan cara pembuatannya dengan baik dan bagaimana menikmati kopi dengan benar adalah inti edukasi dari Terakopi. 

Impian dari Terakopi adalah bagaimana membawa kultur minum kopi yang selama ini dinikmati oleh Bapak-Bapak di Cafe bisa sampai ke rumah, dan membangun tradisi minum kopi dalam keluarga bersama dengan anak dan istri dalam waktu yang kualitatif.

Konsep inilah yang akan dikembangkan oleh Terakopi mulai dari bagaimana mengenal pasar dan menariknya dalam "nuasan keluarga" Terakopi, bagaimana mendesain produk yang sesuai dengan kebutuhan pasar untuk membangun kultur ngopi di rumah.

Dari A sampai Z kami bedah bisnis Terakopi selama 3 jam, agar Mas Walid benar-benar terbekali hal-hal yang mendasar mengenai membangun brand kopi tradisional Jawa ini.

Sebelum Membangun Brand Kopi Jawa Tengah, Bangunlah Dulu Kendaraannya.

Bagi saya membangun kopi Jawa Tengah masih terlalu luas fokusnya, saya lebih memilih membangun brand lokomotifnya. Sebagai lokomotif brand kopi Jawa Tengah, brand Terakopi harus dibangun terlebih dahulu termasuk juga personal brand dari "Sang Walid" yang memiliki cita-cita besar membangun brand kopi Jawa Tengah.

Yang dimaksud dengan edukasi kultur ngopi pun harus adalah wujud fisiknya, dan kami pun sudah menggagas media komik sebagai media komunikasi penyampaian edukasi kultur itu kepada pasar. Media lain pun kami coba gandeng, yaitu : T-Shirt Kopi Kultur, Gelas Kopi Kultur dan sebagainya.

Membangun kultur ngopi akan berdampak membuka kesempatan peluang usaha kerajinan dan souveniru pendukung minum kopi. Sehingga konsep magnet dan bola salju bisa digulirkan dalam bisnis kopi ini.

Semoga konsep-konsep dasar yang telah kami sampaikan kepada Mas Walid dari A sampai Z bisa dicerna dengan baik dan diterapkan dalam menjalankan bisnisnya, Rumah UMKM akan selalu ada untuk mendampingi konsultasinya. 

Komentar