Permintaan Produk Gula Kelapa Organik dari Canada

Belum lama ini KBRI Ottawa - Canada melayangkan surat kepada Kadin Jateng untuk meminta daftar supplier (eksportir) yang mampu melakukan supply gula kelapa organik ke pasar Amerika Utara.Produk ini akan dikemas dan dipasarkan dengan Merk CAMINO oleh salah satu importer di Canada.

Melihat potensi produk gula semut dan gula kelapa organik yang banyak didominasi Kabupaten Purworejo, Kabupaten Kebumen dan Kabupaten Banyumas, kami berharap supplier dan eksportir dari kabupaten-kabupaten tersebut dapat berkiprah untuk melakukan ekspor ke Canada.

Gula Kelapa dari Purworejo

Gula Semut (Kelapa) dari Purworejo

Standar Organik Pengelolaan Gula Semut Organik

Gula kelapa pada jaman dahulu dikelola secara baik dan merupakan produk makanan sehat alami. Namun, setelah tahun 70-an penemuan "obat gula" (natrium bisulfit) dan pupuk kimia memberikan pencemaran keaslian dan kualitas produk gula kelapa tersebut. Kondisi tersebut sekarang sudah hampir dapat dikatakan merata, karena hampir setiap petani atau pengerajin gula kelapa yang saya temui telah menggunakan obat gula.

Oleh karena itu, untuk meningkatkan kualitas gula kelapa khususnya gula semut organik maka perlu ditetapkan standar pengelolaan gula semut organik. Standar pengelolaan gula semut dilakukan dengan beberapa persyaratan antara lain:

  1. Peralatan produksi gula kelapa & gula semut harus benar-benar bersih, karena peralatan yang bersih dapat menghindari pertumbuhan bakteri pembusuk yang dapat merusak nira kelapa menjadi asam. Jika nira kelapa sudah menjadi asam, maka dampaknya adalah produk hasil gula kelapa akan susah dibuat menjadi gula semut.
  2. Laru yang digunakan adalah kapur sirih (njet) dengan tambahan serpihan kayu pohon nangka atau kulit manggis yang sudah dikeringkan. Laru adalah ramuan yang dimanfaatkan oleh nenek moyang pengerajin gula kelapa untuk mengawetkan nira kelapa yang diambil dari pohonnya. Sehingga penggunaan laru diharapkan nira kelapa tidak cepat membusuk dan berasa asam. Pada standar organik dari Control Union (Belanda) mengkatagorikan penggunaan kapur sirih sebagai larutan tambahan yang mengurangi prosentasi keorganikan, namun penggunaan kapur sirih dapat ditoleraansi dengan standar organik senilai 96%. Sehingga, jika pengerajin gula kelapa dapat menyadap nira tanpa kapur sirih, maka nilai standar organiknya bisa mencapat 100%.
  3. Pongkor bambu yang terbuat dari bambu Pethung. Pongkor adalah tempat nira yang sedang disadap oleh pengerajin gula kelapa di atas pohon. Biasanya pengerajin gula kelapa membutuhkan 1 sampai 3 buah pongkor untuk menampung nira di atas pohon kelapa. Biasanya, bagi pengerajin gula kelapa yang tidak memperhatikan kualitas organik, maka mereka mengganti Pongkor Pethung dengan plastik tempat oli motor 1 liter, atau derigen oli mobil 5 liter. Ada juga yang menggunakan kaleng cat ukuran 5 kg, atau dengan plastik tempat permen. Nah, beberapa pongkor terakhir ini lah yang tidak disarankan dan sangat dilarang dalam rangka program organik gula kelapa.
  4. Ipah harus menggunakan minyak klentik atau minyak kelapa, atau bisa juga menggunakan santan kelapa. Seluruh pengerajin gula dapat dikatakan sudah menggunakan ipah dari minyak sayur yang berbahan baku Sawit. Padahal, pohon Sawit menggunakan treatment pupuk kimia dengan dosis yang berlebihan. Oleh karena itu, tidak disarankan dan dilarang menggunakan ipah menggunakan minyak sayur atau minyak sawit. Ipah adalah minyak yang digunakan untuk meredakan proses mendidih dari pemasakan gula kelapa, biasanya pengerajin guka kelapa memberikan ipah saat air nira yang dimasak sudah mendidih dan mulai meluap. Ipah dimanfaatkan untuk meredam dan mengurangi luapan air nira yang sedang mendidih dengan harapan tidak terjadi tumpah dan gula kelapa yang dihasilkan diyakini akan lebih bagus.
  5. Kebersihan dapur harus terjaga. Hampir kebanyakan dapur pengerajin gula kelapa sangat berantakan, gelap, lantai tanah, dekat kandang kambing, bahkan tempat memelihara ayam atau kelinci. Termasuk juga tempat kayu bakar ada di atas tungku yang tidak disarankan bahkan dilarang karena dapat mencemari kebersihan gula kelapa yang sedang dimasak. Dapur yang disarangkan adalah bersih, tidak ada tempat pengering kayu bakar di atas tungku, tidak ada hewan ternak di dalam dapur, tidak digunakan untuk menyimpan bahan kimia berbahaya lainnya.
  6. Pupuk disarankan dan diwajibkan menggunakan pupuk organik dari kebun dan dari peternakan sendiri, seperti ternak kambing. Jadi pengerajin gula kelapa atau gula semut dilarang membeli pupuk kimia atau pupuk organik dari lembaga lain kecuali dari kebun sendiri dan dari tetangga yang terdaftar sebagai anggota sertifikasi organik dari Control Union Belanda.
Demikian persyaratan pengelolaan produksi gula kelapa atau gula semut organik yang disarankan. 
Kontak Selanjutnya
Bagi para produsen, supplier dan eksportir gula semut maupun gula kelapa yang telah memiliki standar organik, silahkan kontak Kadin Jateng untuk didata dan diajukan ke KBRI Ottawa guna diperkenalkan kepada buyer Canada peminat produk tersebut. Apabila ada hal-hal yang belum jelas untuk informasi bisa menghubungi Gendut Marjoko - 082134823929 atau Novi Prastyawan – 081901000597 / 024-3561463, -4.
 



Komentar