Kreativitas itu Membuat Akar Bambu dan Batok Kelapa Menjadi Bernilai Tinggi

Akar Bambu dan Batok Kelapa

Kedua bahan baku di atas sangat mudah didapatkan di Jawa Tengah, dengan harga yang tidak mahal karena termasuk limbah. Tetapi di tangan orang yang kreatif dan memiliki skill memahat yang tinggi, kedua bahan baku tersebut bisa disulap menjadi kerajinan dengan nilai seni yang tinggi.

Untuk kerajinan akar bambu kami banyak melihat di daerah Klaten Jawa Tengah dan Boyolali. Hanya saja kreativitasnya masih sebatas pada patung itik dan unggas lainnya. Sementara untuk batok kelapa kami belum melihat produk kerajinan yang sekreatif Yogya dan Malang.

Tidak masalah, tujuan saya menampilkan contoh produk ini adalah untuk memberikan inspirasi kepada teman-teman pengrajin di beberapa daerah di Jawa Tengah yang memiliki kelimpahan bahan baku ini untuk memacu kreativitas dalam menyulap bahan baku tersebut menjadi kerajinan yang bernilai tinggi.

Kerajinan Akar Bambu, Patung Anjing.
Kerajinan akar bambu, diukir dengan gaya primitif
Kerajinan Akar Bambu, patung.
Berbagai kreasi dari batok kelapa.

Wow, yang ini sentuhannya jauh lebih berani degan kombinasi dengan kayu.
Bukan tidak mungkin produk ini akan tembus pasar ekspor, semua tergantung dari kemampuan pengrajin mengasah ketrampilan dan kreativitasnya. Bagaimana pun semua kembali kepada desain produk yang orisinil, kreatif, unik dan berkualitas tinggi. 

Sentuhan detail pada produk juga harus menjadi perhatian, karena seringkali hal ini diabaikan oleh pengrajin sehingga mengurangi nilai kualitas secara keseluruhan. 

Kerajinan ini lebih mengarah kepada home decoration, yaitu tujuannya adalah untuk mempercantik rumah. Selain rumah tinggal, hotel dan restauran membutuhkan sentuhan dekorasi seperti produk-produk semacam ini.

Kelemahan kerajinan kita adalah pada detail dan finishing

Dari berbagai pameran lokal, kami melihat banyak kelemahan dari kerajinan teman-teman UMKM di Jawa Tengah, yaitu pada detail dan finishingnya. Pemahaman akan kesempurnaan workmanship sebagaimana pengrajin Jepang belum masuk dalam pembinaan dan pelatihan pengrajin di sini. Detail adalah bagian yang utama ketika kita berbicara masalah kualitas.

Kami juga sering melihat pelapisan finishing dengan bahan yang mengkilat, seperti melamin, padahal melamin adalah bahan yang berbahaya dan tidak dianjurkan untuk produk ekspor. Finishing dengan gaya natural lebih banyak disukai, dan kalaupun harus dengan finishing coating maka bahan NC (Nitro Cellulose) dan PU (Poly Urethane) adalah bahan yang aman.

Di samping kedua hal tersebut di atas, masalah desain adalah kunci dari semua keberhasilan produk tersebut. Kebiasaan meniru membuat banyak pengrajin kehilangan kreativitasnya, sehingga lambat dalam berinovasi. 


 







Komentar